(2)10 IPA 1

88 16 1
                                    

Hai apa kabar semuanya...

Aku seneng banget akhirnya cerita keduaku debut

Jangan lupa follow, vote dan komen ya




♡´・ᴗ・'♡
-----

Senyuman monoton dari banyak siswa yang melewati Sekala membuat Naraya memandang muak, matanya berkali-kali berputar geli mendapati banyak sekali siswi yang mencoba menarik perhatian kakaknya.

Naraya berjalan mendahului, namun langkah santai Sekala tetap dapat menyusul dan mensejajarinya. Cowok jangkung itu membenarkan posisi bajunya agar masuk dengan sempurna. Saat masuk area Sekolah, Sekala menjadi disiplin sekali, sangat kontras dengan Sekala yang bahkan tidak mau mencuci piring bekasnya sendiri di rumah.

"Ra, Senyum kalau pagi tuh!" Sekala menilik wajah adiknya yang berusaha tersenyum, walaupun malah terlihat meringis.
"Gimana dapet kelas apa?"

"IPA 1," Ucap Naraya singkat. Memang selalu begitu.

Sekala mengangguk. Ia cukup mengerti dengan kutukan sepuluh IPA satu, seperti ; kelas bermasalah, walas killer dan buangan anak IPA yang kurang berprestasi.

"Ntar lo bakal ketemu__"

Tubuh Sekala tiba-tiba menegap, tak melanjutkan lagi kalimatnya saat melewati ruang guru. Langkahnya menjadi terburu-buru saat melihat seorang wanita yang ia panggik Bu Rina berdiri di ambang pintu kantor.

"Pagi Bu Rina," Sapa Sekala membuat Naraya mau tak mau harus ikut tersenyum.

"Pagi Sekala, dengan siapa ini?" Tanya Bu Rina menatap Naraya penuh tanya setelah selesai berjabat dengan gadis mungil itu.

"Adik saya, Bu. Namanya..," Sekala memandang Naraya penuh kode, menyenggol lengan adiknya sembari mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Saya Naraya, Bu."

"Wah, kakak-adik kok bisa cakep semua begini," Puji beliau sedikit hiperbola. Karena kenyataannya Naraya tahu bahwa wajahnya tergolong biasa jika disandingkan dengan sempurnanya Sekala.

"Hehe," Tawa Sekala dan Naraya canggung.

"Semoga kamu juga berprestasi kaya Sekala, ya!" Bu Rina mengusap lengan Naraya, lembut, namun penuh dengan tekanan.
"Ibu berharap banyak ke kamu."

"Iya, Bu."

"Kamu di kelas apa?"

"IPA 1, Bu."

"Kebetulan sekali, saya yang akan jadi walinya."

Naraya tersenyum canggung, tidak lagi tahu harus menjawab seperti apa. Untung saja perhatian Bu Rina segera teralih pada guru lain yang memanggilnya, setidaknya itu memutus obrolan canggung yang benar-benar membuat pagi Naraya menjadi buruk.

"Sampai ketemu di kelas, Naraya."

Naraya nyengir kuda, detik selanjutnya Sekala yang pergi darinya, berbelok arah menuju ruang OSIS setelah mengacak rambut Naraya. Itu lebih menyenangkan, berjalan sendiri menyusuri lorong kelas sebelas agar sampai di kelasnya adalah kenikmatan tersendiri.

Surga, katanya.

Jam masih menunjukkan pukul 06.45, tidak terlalu pagi dan tidak terlalu siang. Naraya bahkan sudah menemukan beberapa siswa saat dirinya memasuki ruangan kelas barunya. Ada sosok yang menyita semuanya, dari segi suara dan juga wajahnya, sosok itu belum sadar akan kehadiran Naraya, namun setelah Naraya perlahan masuk, sosok itu terlihat sangat jelas mencoba menghampirinya.

Judes but love 「COMPLETED」حيث تعيش القصص. اكتشف الآن