(36) Bervan dan luka

23 4 1
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dari tadi malam kepala Naraya masih terasa pusing, sekujur tubuhnya terasa dingin padahal Sekala baru saja menambahkan selimut lain yang lebih tebal di atas tubuhnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dari tadi malam kepala Naraya masih terasa pusing, sekujur tubuhnya terasa dingin padahal Sekala baru saja menambahkan selimut lain yang lebih tebal di atas tubuhnya. Hari ini Naraya absen, begitu pula dengan Sekala, kakak laki-lakinya itu memberatkan Naraya dibanding semua urusan OSIS dan les berharganya, dan tentu saja Naraya senang.

Sejak tersadar dari tidurnya dua jam lalu, Sekala sama sekali tidak beranjak dari kamar Naraya, sesekali ia terlihat fokus dengan ponsel, mengecek materi yang temannya kirim, sesekali juga ia tampak melamun memandang kosong ke luar jendela yang mulai ditembus cahaya matahari.

"Masih ada yang sakit?" Sekala duduk bersila di samping Naraya. Padahal Naraya sedang dilanda kedinginan hebat, namun Sekala tampak santai dengan celana pendek dan kaos oblong tipis yang menampakkan lekuk tubuhnya saat membelakangi sinar matahari.

"Ga ada."

Mungkin pertanyaan itu sudah terucap seratus kali, namun Naraya paham. Jika saja Sekala yang seperti ini pasti Naraya juga akan menanyakan hal yang sama berkali-kali.

Masih sakit?

"Gue udah telfon Papa sama Mama," Sekala berdeham, wajahnya menoleh menghindari kontak mata dengan Naraya.

"Padahal kalau kaya gini jangan bilang sama mereka, nanti aku yang dimarahi."

"Engga kok," Sekala menyanggah cepat, bibirnya melengkung maju tidak terima disalahkan.

Judes but love 「COMPLETED」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang