Chapter 38: Protect Them

7.4K 616 74
                                    

( Author's Pov )

"J-Jack ...?"

Diantara kelima remaja itu, Greyson dan Anne-lah yang paling syok. Bagaimana tidak? Mereka masih ingat betul saat Greyson meledakkan motor Jack tepat disamping orang itu. Mustahil Jack bisa selamat begitu saja. Apalagi ketika mereka melihat penampilannya sekarang--begitu bersih tanpa bekas luka atau apapun itu. Bahkan Jack berpakaian layaknya ke pesta dansa--tuxedo dan rambutnya yang lebat tertata rapi, membuatnya terlihat tampan.

Murid-murid West High kebingungan karena ucapan Jack bahwa Greyson dan Anne membunuhnya. Mereka fikir, kalau sepasang kekasih itu memang membunuh Jack, kenapa dia malah datang dengan keadaan baik-baik saja?

"Kenapa? Kalian kaget?" Jack melangkah maju. Tatapannya tajam menusuk, menatapi Greyson, Anne, Cody, Mandy dan Hannah satu persatu. Namun saat Ia melirik Hannah, Ia mengernyit, "oh, Hannah. Kenapa kau jadi berkumpul dengan pecundang seperti mereka?"

Hannah membisu. Ia menatap Jack datar. Entah apa yang harus Ia lakukan sekarang. Haruskah Ia senang karena Jack kembali? Atau kaget dan marah karena Jack yang ternyata membunuh Lee setelah menuduh Anne? Jangan lupa fakta bahwa Jack masih menjadi buronan FBI--kasusnya masih ditangani Zayn walaupun partner-nya 'lenyap' entah kemana--karena dia diduga membunuh dua orang di mini market. Tidak. Bukan diduga. Melainkan memang. Zayn dan Niall hanya butuh bukti!

"Kenapa kau masih hidup?" Tanya Mandy heran.

"Kenapa?" Jack tersenyum miring. Ia melangkah mendekati kelima remaja itu. Tangannya mengepal kuat. Menahan rasa kesal, marah dan geram yang susah payah Ia tahan selama sekitar sebulan lamanya. Demi hari ini. "Kalian berlima seenaknya hidup tenang ketika kalian tahu kalau aku dibunuh oleh Greyson dan Anne?!"

"Dibunuh?" Anne tertawa remeh. Ia memiringkan kepalanya, menunjukkan ekspresi sok polos. "Jangan seenaknya menuduh, J. Kalau kau memang mati, kenapa kau ada disini? Kalau kau memang mati, kau sudah ada di tempatmu yang semestinya--neraka."

Jack menggeram marah. "Kau menantangku?!"

"Tidak," Anne berkacak pinggang. "Kau, J. Kau yang datang kemari lebih dulu, membuat kekacauan ini. Jadi? Kaulah yang menantang kami!"

Ketika keenam orang itu saling 'merendahkan', orang lain di ruangan itu hanya bisa terbengong-bengong. Tentu saja mereka tidak tahu ada masalah apa diantara mereka, walaupun mereka sebenarnya tahu Jack benar-benar tidak akur dengan Anne. Tepatnya, mereka belum tahu asal-usul keluarga keenam remaja ini.

"Jack," Hannah memberanikan diri bersuara. Ia melirik Jack dengan perasaan ragu. "Apa maumu?"

Jack tersenyum sinis. Tangan kanannya terangkat ke depan. Membuka telapak tangannya yang mengarah kepada kelima remaja tersebut. "Kalian mati," Ia tersenyum sinis.

Namun tidak terjadi apapun. Kelima remaja itu tidak langsung rubuh dan tewas seperti yang Jack harapkan.

Ini membuat Jack mengernyit. Ia tahu bahwa hanya dengan hitungan detik, hanya dengan mengucapkan atau memerintah dari fikirannya saja, orang-orang didepannya akan mati. Tapi tidak. Tidak bereaksi.

Diam-diam, Mandy tersenyum. Tentu saja dia yang memasang perisai agar mereka selamat.

"Oh," Jack berkacak pinggang. Ia memiringkan kepalanya, "sungguh menarik. Jadi kita berenam memiliki kemampuan layaknya penyihir."

"Apakah kau tahu sebabnya?" kini Cody bersuara. Berdiri sejajar dengan Greyson yang melindungi Anne, Mandy dan Hannah dibelakang mereka.

Jack tampak tidak peduli. Namun dia mau tidak mau menjawabnya. "Masa bodoh atas alasannya. Yang terpenting dengan kemampuan ini aku bisa membunuh kalian," ujar Jack. Ia melirik Mandy dengan sorot mata tajam menusuk. "Setelah aku membunuh Mandy dulu."

COUNTDOWNWhere stories live. Discover now