Chapter 14: Change

11.2K 770 64
                                    

"West High School!"

West. High. School.

Itu SMU Anne!

"Niall, kau kenapa?" tanya Zayn heran.

"Apa maksudmu menyebut sekolah itu?" aku balik bertanya kepada Zayn.

"Rumahku berdekatan dengan SMU itu, Niall. Aku sering melihatnya begerombol dengan teman-temannya, juga pernah kulihat dia kabur ketika pintu gerbang sekolahnya masih tertutup," kata Zayn. "Aku baru saja ingat sekarang."

Aku hanya mengangguk, lalu kembali berjalan menuju mobil bersama Zayn.

Well kurasa aku akan menanyakannya kepada Anne. Siapa tahu dia kenal dengan bocah ini ketika aku menyebut ciri-cirinya.

***

Aku dan Zayn sudah tiba di rumahku. Zayn akan menginap selama seminggu disini, karena katanya dia kesepian tinggal sendirian di sebuah apartement mewah yang besar. Well entah maksudnya itu pamer atau apa.

Kami berdua masuk ke dalam rumah. Suasana rumah sepi. Apa Anne belum pulang, ya?

"Wow ... siapa ini, Niall?"

Zayn menghampiriku seraya menunjukkan pigura yang berisi foto Anne ketika di pantai. Foto yang sama yang disukai Greyson. Anne memang terlihat lebih cantik di foto itu.

"She's my sister," sahutku seraya mengambil pigura itu dari tangan Zayn. Kuletakkan benda itu di tempatnya semula.

"WHAT?! Kau tidak pernah memberitahuku kau punya adik!" protes Zayn.

"Hei jangan berlebihan. Lagi pula kita kan baru bertemu seminggu yang lalu," aku melepas jas yang kukenakan dan melemparnya sembarang ke atas sofa.

( Zayn's Pov )

Sungguh, adik Niall ini benar-benar cantik. Senyumnya manis, dan dia memiliki mata berwarna hijau emerald yang mempesona. Astaga cantik sekali!

"She's beautiful, man! Apa aku boleh memacarinya?" ujarku bersemangat.

Saat itu juga Niall memberiku tatapannya yang mematikan. "HELL NO! Kau seumuran denganku, 21 tahun dan kau akan memacari adikku yang berusia 16 tahun? Aku tidak akan pernah merestui kalian berdua," seru Niall berapi-api. Deep.

Kata-kata itu sukses menusuk lubuk hatiku yang paling dalam. Aku menatapi Niall shock seraya memegang dadaku. Ia malah memutar bola matanya malas.

"Lagi pula dia sudah berpacaran," lanjut Niall, yang membuatku semakin shock.

"WHAT?! Oke, aku sukses patah hati."

Niall menoleh kepadaku, memasang ekspresi malas sekaligus kesal.

"Niall, aku pulang!"

Eh, apakah itu adik Niall?

Kutatap Niall yang kini tersenyum lebar. Ketika aku menoleh, aku mendapati gadis cantik berpakaian serba hitam yang berlari menghampiri Niall dan langsung memeluknya.

Ternyata lebih cantik dari pada yang di foto.

"Anne, kau membuatku shock ketika mendengar berita kecelakaan itu," kata Niall. Semula Ia menyebalkan dan galak, kini tiba-tiba bersikap lembut dan penuh perhatian.

Gadis dipelukan Niall itu, yang kurasa namanya Anne, tersenyum simpul. "Aku baik-baik saja, Niall. Bisa kau lihat?" Anne melepas pelukannya. Ia menoleh padaku dengan senyuman kecil.

"Hai," sapa Anne ramah. "Kau pasti teman sekantor Niall. Aku Anne."

Aku menunjukkan senyum terbaikku. Aku benar-benar menyukai senyum gadis ini. "Aku Zayn Malik. Panggil saja Zayn," kataku seraya menjabat tangannya. "Kau ramah sekali. Berbeda dengan kakakmu."

COUNTDOWNWhere stories live. Discover now