Chapter 16: Romantic

10.3K 743 31
                                    

"Babe, kau sepertinya memiliki kemampuan telekinesis."

Aku menganga kaget seraya menatap Greyson. "Te-telekinesis? Maksudmu ... menggerakkan benda?" gumamku terbata-bata.

"Kau tadi bahkan melakukannya," ujar Greyson seraya mengangkat bahu.

"Itu hanya kebetulan," kataku menyangkal. Aku berdiri memunggungi Greyson untuk menutup ranselku yang belum tertutup rapat.

"Kebetulan?" Greyson tertawa renyah. Kurasakan Ia kini tengah berdiri dibelakangku. "Kau tahu sendiri itu bukan kebetulan."

Sebenarnya ya. Aku hanya berusaha menyangkalnya.

"Lalu, bagaimana dengan kemampuan count down-ku?" tanyaku bingung. Aku berbalik lagi dan duduk menyender ke meja. Tepat di hadapanku Greyson. "Apakah hilang?"

"Entah. Apa kau mau mencobanya?"

"Hah? Ya, sebenarnya bisa saja. Tapi kepada siapa?"

"Aku?"

Aku menganga kaget. Tanpa fikir panjang aku menggeleng, "tidak Greyson. No."

"Kenapa tidak?" tanya Greyson.

"Kau menanyakannya lagi?" jawabku gugup. "Kalau kau terluka bagaimana? Dan kau bisa mati!"

Greyson malah tertawa. Ia melangkah mendekatiku dan menyudutkanku yang masih berdiri menyender di atas meja, sedangkan kedua tangannya berada di atas meja dibelakangku. Wajahku menghangat ketika Greyson mendekatkan wajah kami hingga hidung kami bersentuhan.

Lagi-lagi ... Greyson tidak tahu tempat. Bagaimana kalau ketahuan orang?

"Greyson, ayolah. Ini disekolah," protesku gugup.

Greyson tersenyum, yang justru sebenarnya malah membuatku luluh. Aku selalu lemah jika melihatnya tersenyum, apalagi jarak kami sedekat ini.

"Kalau begitu tutup pintunya," bisik Greyson lembut.

"Hah? Bagaimana caranya," gumamku keheranan.

Greyson malah tertawa. "Lihat? Kau sebenarnya mau juga, kan? Kau bahkan tidak menolak ketika kusuruh tutup pintunya."

Seketika wajahku semerah tomat. Astaga apa aku bodoh atau aku ... memang ingin Greyson menciumku?

Aku jadi ingat ketika kami berciuman di depan kelas. Ciuman pertamaku.

Jantungku berdetak cepat begitu Greyson mendekat hingga tubuh kami merapat. Bibir kami pun nyaris bersentuhan.

"Close the door ..." kata Greyson sambil memejamkan matanya.

Oh my god bunuh saja aku sekarang! Greyson terlihat sangat tampan sekarang. Ekspresinya itulah. Astaga.

Kurangkulkan tanganku dileher Greyson lalu menggerakkan tangan ke arah pintu. Tepat setelah pintu tertutup, Greyson mendaratkan bibirnya padaku dan mencium bibirku dengan tidak sabaran.

Aku membalas ciuman Greyson lalu menarik lehernya agar memperdalam ciumannya. Ia mendorongku hingga duduk di atas meja sambil terus melumati bibirku.

Rasanya ketika Greyson menciumku seperti ini kakiku serasa lemas dan lumpuh.

Setelah lima menit berciuman (memang aneh, tapi aku sebenarnya hanya mengira. Bisa saja lebih lama dari itu), Greyson melepas bibirnya. Aku tersentak karena Greyson tiba-tiba memelukku erat dengan nafas terengah.

Oh tidak. Aku sebenarnya belum terbiasa. Aku merasa gugup dan tegang jika Greyson memelukku seperti ini, walaupun sebenarnya aku juga merasa nyaman.

COUNTDOWNWhere stories live. Discover now