Chapter 19

8.6K 691 63
                                    

( Anne's Pov )

"Menjemput Tanner?" tanyaku saat aku dan Greyson dalam perjalanan pulang.

"Dia berada di pesta Harry, teman satu kampusnya. Dan Harry meneleponku tadi kalau Tanner mabuk dan pingsan," ujar Greyson dengan sarkastik. "Dia merusak kencan kita."

Aku tertawa singkat. "Kita bisa kencan kapan saja. Kau tidak mungkin membiarkannya menyetir, kan?" sahutku tenang, seraya memandangi pemandangan malam kota New York.

"Yah Tanner beruntung mood-ku hari ini sedang baik," tukas Greyson. Ia membelokkan setirnya ke sebuah rumah mewah dengan parkiran yang seluas parkiran mall.

"I-Ini rumah Harry?" gumamku kagum. Rumah ini benar-benar megah! Berlantai tiga dan rumahnya dominan kaca. Halamannya pun dilengkapi tanaman hias juga terdapat kolam air mancur disana. Rumah impian!

Greyson membelokkan mobilnya ke parkiran. Pandanganku seketika tertuju kepada dua orang di tengah jalan. Salah seorang dari mereka terkapar di atas jalan.

Astaga itu Niall!!

"Greyson stop mobilnya! Itu Niall!!" jeritku panik.

"Hah?! Mana? Mana?" Greyson menginjak pedal gas lalu menoleh kiri-kanan.

Begitu mobil berhenti, aku membuka pintu disebelahku lalu langsung berlari menghampiri kedua orang itu. Nafasku tercekat ketika mengetahui orang itu benar-benar Niall. Tubuhnya sama sekali tidak bergerak!

Kupandang seorang lelaki di depan Niall yang berdiri memunggungiku. Ia malah diam memandangi Niall yang jelas-jelas ada di depannya! Siapa orang itu?!

"HEI BRENGSEK!" teriakku marah. Aku berlari menghampirinya, namun saat dia berbalik langkahku langsung terhenti.

Jack?!

"Ooh. Breanne yang cantik. Apa kau mengenal orang ini?" tanya Jack sambil tersenyum licik.

"Apa yang kau lakukan?! Move!" seruku parau.

Air mataku mulai menetes ketika melihat bahwa Niall sama sekali tidak bergerak. Walaupun keadaan parkiran gelap, aku bisa melihat matanya yang terpejam juga wajahnya yang sangat pucat.

Apa Niall ... mati?! Tidak mungkin!!

Nafasku mulai tidak beraturan, begitu juga dengan air mataku yang terus menetes melewati pipiku. Kutatap Jack masih berdiri disana. Ia memandangku sinis.

"I SAID MOVE!!" jeritku marah seraya mengarahkan tanganku kepada Jack.

Wajah Jack langsung memucat. Tubuhnya kaku tidak bergerak dan sedikit terangkat di atas aspal. Dengan emosi memuncak aku membanting Jack ke atas mobil mewah disampingnya hingga kap mobilnya penyok dan kaca depannya retak.

Aku mengabaikan Jack yang meringis kesakitan. Aku langsung berlutut disebelah Niall dan membalikkan tubuhnya hingga menyender ke pahaku. Kutepuk pipinya berulang kali dengan gemetar.

"Niall bangunlah! Apa yang Jack lakukan padamu?!" seruku parau. Air mataku terus menetes dan jatuh ke wajah Niall yang pucat.

Tidak ada reaksi. Perasaanku mulai kalut dan air mataku mulai turun semakin banyak.

"Niall ... bangunlah ..." lirihku sedih sambil memeluk Niall erat. "Ma-maafkan aku ... Ini salahku!"

Aku mendengar suara langkah yang memburu dibelakangku. Aku menoleh dan mendapati Greyson datang bersama Zayn, juga dua orang lainnya yang sama sekali tidak kukenal.

"Ada apa dengannya?" tanya Zayn cemas. Ia berlutut disebelahku, kemudian memeriksa keadaan Niall. "Dia pingsan, tenang saja."

"Mana bisa aku tenang hah?!" teriakku frustasi. "Tolong bantu aku menggotongnya ke dalam mobil!"

COUNTDOWNحيث تعيش القصص. اكتشف الآن