Chapter 33: Missing

8.7K 635 25
                                    

"I'm so fancy! You already know!"

Aku memandangi Hannah dengan malas. Ia bernyanyi sambil menari mengelilingi kamarnya, sedangkan tangannya memegangi gaun yang akan Ia pakai saat pesta dansa minggu depan. Mandy? Ia duduk di depan rak yang isinya adalah setumpuk CD album yang tersusun rapi dengan penuh kekaguman. Sesekali Ia dan Hannah mengobrol seputar wanita.

Ini pertama kalinya aku berkumpul bersama para gadis, melakukan hal-hal kewanitaan yang membuatku geli. Aku dan Mandy memang bersahabat sejak lama dan dia sering memaksaku untuk melakukan ini, tapi aku menolaknya. Namun untuk sekarang, Hannah memaksa dan memberi ancaman yang sanggup membuatku menurut: dia mengancamku akan mengurungku disini jika aku tidak mau mengikuti kegiatan ini.

"I'm not belong here!" Pekikku malas.

"Come on! Bergembiralah!" Seru Hannah keras kepala. Dia memberiku laptop miliknya, "atau buka saja tutorial make up di You Tube."

"Kau mengejekku atau apa?" Sungutku kesal.

"Lakukan saja!" Paksa Mandy.

Aku memutar bola mataku. Ketika aku ingin membuka laptopnya, ponselku berdering. Begitu tahu yang menelepon adalah Greyson, aku segera mengangkatnya.

"Yap, Greyson. What's up?" Tanyaku kalem.

"Haiii, Rapper Girl. Aku ingin bertanya kau sedang dimana. Kau bilang kau menungguku di depan sekolah, nyatanya kau tidak ada disana."

"Hannah dan Mandy menculikku lagi."

Greyson tergelak. "Well, kalau begitu aku bisa tenang. Dan aku ingin memberitahumu sesuatu."

"Ya? Apa itu?" Aku beranjak menuju balkon kamar Hannah, lalu aku duduk di atas pagarnya.

"Nenekku di Edmond sedang sakit, dan aku harus menjenguknya bersama keluargaku. Sekarang aku dalam perjalanan ke bandara."

"Really? Untuk berapa lama?"

"Tiga hari, mungkin. Karena lagi pula aku masih harus sekolah, bukan? Jadi selama itu kurasa aku tidak bisa menemanimu. Maafkan aku."

"No, it's okay. Sampaikan salamku pada Nenekmu dan keluargamu."

"Sure. Take care. I'll miss you, and I love you."

Aku tersenyum mendengar ucapannya. "Me too, Grey," kataku setengah berbisik.

"Ok, Dear. I gotta go. Akan kukabari jika aku sudah tiba di Edmond. Bye."

"Bye, Grey. Be careful."

"Always, Baby."

Aku lagi-lagi tersenyum. Sambungan telepon terputus. Aku menunduk untuk memandangi wallpaper ponselku--fotoku dan Greyson.

...

Oke, Anne. Bersabarlah. Hanya tiga hari.

"Hei, look at this!" Hannah dan Mandy tiba-tiba menghampiriku, lalu duduk mengapitku.

Hannah meletakkan sebuah album foto di pangkuannya. Ia membuka lembar pertama dan menunjukkanku foto seorang wanita cantik. Wanita ini mirip dengan Hannah--dari wajah, rambut, hidung dan warna kedua bola matanya yang sama-sama berwarna coklat.

"Ini Maria?" Tanyaku takjub.

"Ya! Waktu itu umurku masih 4 tahun, aku tidak ingat wajahnya. Aku baru ingat saat menemukan album foto ini," kata Hannah dengan senang.

COUNTDOWNWhere stories live. Discover now