Chapter 18: Revenge

9.7K 691 31
                                    

( Author's Pov )

Hannah berlari menyusuri jalan seraya mengusap cairan bening yang tidak berhenti keluar dari kedua matanya. Ia marah, kesal, malu! Ia dipermalukan oleh Anne, Greyson, Niall dan seorang pria berwajah Arab yang Ia tidak ketahui namanya. Rencananya untuk mempermalukan Anne gagal. Kali ini malah Ia yang dipermalukan.

Ia terus berlari tanpa memerhatikan keadaan jalan yang ramai, hingga Ia menabrak seseorang. Hannah dengan kesal mendongak dan berteriak, "kau ini lihat jalan ti--"

"Apa?! Harusnya aku yang mengatakan itu kepadamu!"

Hannah terdiam kaget. Ia dengan cepat mengusap air matanya, kemudian berbalik, berniat kabur dari lelaki itu. Namun orang itu menarik tangannya hingga Ia berbalik menghadapnya.

"Sejak kapan kau mengabaikanku seperti itu, Hannah? Biasanya kau selalu menggangguku. Dan ... jarang sekali kau bisa menangis," komentarnya dengan nada menyindir.

"Diam kau, Jack!" seru Hannah kesal. "Kau menyebalkan. Minggir!"

Jack spontan mengernyit heran. Ia memegang dagu Hannah hingga wajah mereka saling berhadapan. Namun Hannah sama sekali tidak gugup atau malu. Ia menatap Jack tajam penuh kekesalan.

"Katakan padaku," bisik Jack tegas.

Hannah menepis dagunya. Ia membalas tatapan Jack sengit. Dia memang menyukai Jack karena parasnya yang tampan juga tubuhnya yang tinggi dan gagah. Sebenarnya Jack juga bisa bersikap romantis. Tapi Ia juga sering dibuat kesal dengan sifat Jack yang keras kepala, pembangkang dan kelewatan brengsek.

"Kemana saja kau tadi? Oh ya. Tentu saja kabur saat pelajaran Kimia. Hahaha," sindir Hannah datar. Ia mendekap kedua tangannya seraya mengibaskan rambutnya ke belakang. "Anne benar-benar mempermalukanku tadi."

"Ooh. Anne, kah? Sepertinya menarik. Ceritakan padaku di taman sekarang," kata Jack tertarik. Ia merangkul pinggang Hannah dan menuntun gadis itu menyusuri trotoar.

Hannah hanya diam membisu. Ia membiarkan tangan Jack yang mendekap pinggangnya selama berjalan menuju taman kota. Tidak ada yang berbicara sedikit pun, hanya suara bising dari kendaraan di jalanan yang padat.

Sudah kukatakan kalau Hannah menyukai Jack, kan? Namun sikapnya yang kelewatan bitchy itu dia juga selalu mendekati banyak cowok, terutama yang sudah memiliki pacar. Termasuk Greyson Chance. Tapi Hannah sama sekali tidak peduli. Dia memang menyukai Jack tapi dia juga ingin memiliki Greyson.

Bitch? Yeah.

Sedangkan itu, di tempat lain ...

( Greyson's Pov )

"Aku tidak bisa melakukannya."

"Okay. Tell me why."

"Ini aneh! Kenapa aku bisa mendapat kemampuan telekinesis, sedangkan kemampuan countdown-ku ..."

"Kau istimewa. Setidaknya itu menurutku."

"Greyson ayolah!"

Aku tersenyum mendengar tanggapan gadisku ini, "maka cobalah kemampuan countdown-mu itu. Nanti kita bisa lihat. Apa kemampuanmu itu masih ada atau hilang karena kau telah mendapat kemampuan baru."

Anne menatapku ragu. "Entahlah Grey ... harus kucoba ke apa?" gumam Anne bingung.

Aku kini terdiam, berfikir keras. Tidak mungkin aku mengajukan diriku sendiri sebagai kelinci percobaan Anne. Sebelum aku mengatakannya pun Anne pasti sudah menolak usul itu lebih dulu.

Oh ya. Kami berdua kini tengah di padang bunga, masih di hari yang sama ketika Niall datang ke sekolah. Setibanya di rumah aku langsung mengajak Anne kesini. Setelah Anne memberitahu Niall baru kami bisa mendatangi tempat ini lagi.

COUNTDOWNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang