Chapter 22: Afraid

9.3K 683 30
                                    

Aku menceritakan semuanya. Dari pertama: aku memiliki kemampuan aneh, aku telah membunuh 10 orang sekaligus (pria misterius, Bibi, Lysia, lima preman yang mengejar Cody dan dua pelayan di LaReuf Restaurant), alasan kenapa aku menjadi bad girl, aku juga menceritakan Mandy tentang Jack dan alasan kenapa aku meminta bantuannya untuk 'memasang' perisai kepada Niall, Zayn juga Greyson. Pokoknya, semuanya.

Hasilnya sekarang, Mandy menatapku dengan mulut menganga. Ia benar-benar kaget rupanya.

"Kumohon jangan beritahu siapapun," kataku setengah merengek. "Aku mengandalkanmu."

Mandy menggaruk pipinya yang kuyakin tidak gatal. "Aku tidak tahu apa aku bisa melakukannya atau tidak. Alasan pertama, Niall dan Zayn Agen lapangan dan tentu saja mereka sering berkelana kemana-mana, jadi itu berarti aku harus fokus melindungi mereka setiap waktu. Sebenarnya tidak masalah tapi ... kemampuanku belum berkembang sebesar itu," jelas Mandy panjang lebar.

Aku menatap Mandy sedih.

"Tapi ... aku akan mencobanya sekarang," kata Mandy sambil menepuk kedua tangannya.

"Tapi kau tidak tahu mereka berdua ada dimana, Mandy," ucapku pasrah.

"Nah, itu dia masalahnya," gumam Mandy menyerah. Ia menatapku iba, "aku turut prihatin apa yang Niall alami kemarin. Syukurlah sekarang dia baik-baik saja."

"Terima kasih, tapi aku tidak tahu akan berapa lama. Maksudku ... Jack gagal membunuh Niall, dan aku curiga dia akan melakukannya lagi, Mandy."

"Aku akan mencoba sebisaku. Aku akan berusaha, oke?"

"Baiklah," kata Mandy. Ia menghela nafas, "aku akan mencobanya sekarang."

"Sekarang?" Gumamku tidak percaya. Entah aku harus senang atau ... entahlah. Aku benar-benar cemas.

Mandy menyender ke kursi taman, lalu memejamkan matanya sambil bernafas teratur. Entah apa ini benar atau tidak namun sepertinya sejak kejadian aku dan Greyson hampir mati, dia mulai berlatih sendiri untuk mengembangkan kemampuannya itu.

Sekitar lima menit kemudian mata Mandy terbuka. Ia tampak kebingungan, lalu menatapku. "Percaya atau tidak, tapi aku tidak bisa memasang perisai kepada mereka karena Niall, Zayn dan Greyson seperti sudah dipasang semacam perisai sepertiku lebih dulu," kata Mandy bingung.

"Kenapa bi--"

Aku kaget ketika seseorang merangkulku dari belakang dan mencium pipiku. Kalian sudah tahu dia siapa, dan kini Ia melompat duduk disebelahku dan merangkulku lagi.

"Aku mencarimu, Anne. Untunglah kau sedang bersama Mandy," kata Greyson kalem.

"Hehehe sorry," aku tersenyum kepada Greyson.

"Well, sebaiknya aku kembali ke kelas karena kalau tidak aku akan hanya menjadi pengganggu disini," kata Mandu dengan sarkastik. Ia mengedipkan matanya padaku, "they're safe."

Aku tersenyum saja, lalu memandangi Mandy yang berjalan tenang meninggalkan taman. Greyson menatapku penasaran, "apa maksudnya they're safe?"

"Something," aku hanya tertawa geli dan mencium pipi Greyson. Ia memutar bola matanya namun kutahu Ia hanya berusaha menyembunyikan rona merah di pipinya. "Bagaimana kalau sekarang kita ke kelas?"

Greyson mengangguk. Ia berdiri dan menggandeng tanganku menuju kelas.

***

Aku berjalan masuk ke halaman rumah, lalu membuka pintu. Kudengar suara televisi yang menyala di ruang keluarga. Oh, mungkin Niall dan Zayn sudah pulang. Kenapa secepat ini?

COUNTDOWNOù les histoires vivent. Découvrez maintenant