Chapter 6: Another Victim

19.5K 1.1K 43
                                    

(Greyson's Pov)

Satu, dua, tiga jam berlalu. Sekarang pukul 12 siang dan aku baru saja selesai makan siang di kantin. Aku tidak bisa menyangkal kalau sejak peristiwa tadi pagi, aku terus memikirkan Anne. Aku tidak bertanya kenapa tadi dia lari dari sekolah. Rasanya itu sudah tidak penting lagi setelah apa yang terjadi tadi.

Dia hampir mati. Bagaimana jika itu benar-benar terjadi? Walaupun aku baru-baru ini "mengenal"-nya, bukan berarti aku tidak takut kehilangannya. Entah bagaimana juga reaksi Niall nantinya jika adiknya meninggal. 

Aku berjalan melewati ruang demi ruang di lorong. Langkahku melambat begitu melihat Anne berada di bawah pohon yang ada di pinggir lapangan. Ia sedang bersama Mandy, tentu saja. Tanpa sadar aku terus berdiri memerhatikannya, sampai tahu-tahu, ia menoleh padaku.

Oh, tunggu. Dia tersenyum padaku! 

"Wow, wow ..." ekspresiku jatuh ketika Cody datang. Ia menepuk pundakku dua kali dan menunjukkan cengiran konyolnya itu padaku. "Sepertinya kawanku satu ini benar-benar jatuh cinta kepada berandalan itu."

Aku meliriknya sewot. "Kau sebaiknya diam," kusambar segelas smoothie dari tangannya dan meneguknya. Ia tak protes. Kini ia berdiri di sebelahku sambil tersenyum penuh arti. 

"Tapi aku baru menyadarinya ..." ia berbisik. "... dia ternyata manis juga."

Aku menoleh padanya. Cody kini menatap lurus ke depan dengan senyuman yang lebih rileks. Tatapannya hanya tertuju ke satu orang di bawah pohon. Breanne.

"Kau mengganggunya sedikit saja ..." aku mengacungkan telunjukku kepada Cody. "... kau mati. Dengar? Dia milikku."

Tawa Cody meledak. Aku menatapnya tajam, dan perlahan tawanya mereda dan menatapku nanar.

"Kau serius mengatakan itu?!" pekik Cody histeris.

Tentu saja aku tidak akan benar-benar membunuhnya. Mungkin aku hanya akan mencekik lehernya dan menendang bokongnya, tetapi aku tidak akan mengatakan itu. "Kau mengerti? Sentuh dia sedikit saja ..."

"Tidak, Grey. Tidak. Aku bersumpah tidak akan mendekatinya!"

"Good then."

"Tapi biarkan aku jujur sekali saja. Aku baru sadar kalau Breanne bisa tersenyum semanis itu."

Aku hanya mendengus. Cody sialan. Dia mulai tertarik kepada Breanne di saat yang sama ketika aku ingin mendekati gadis itu. Aku tidak sebanding dengan Cody. Dia memang berandalan, namun sebenarnya dia baik dan penyayang. Itu kedua sifat Cody yang hanya aku yang tahu

"Hei, aku serius," kataku tanpa menatap Cody. Tatapanku hanya tertuju kepada Anne di seberang sana. "Tentang yang kukatakan tadi."

Walaupun aku tidak melihatnya, namun kutahu Cody menoleh padaku. "Greyson ..."

"Aku belum pernah menyukai seseorang seperti sekarang," ujarku. Jauh di lubuk hatiku, aku sudah membenturkan kepalaku ke dinding karena menyadari betapa besarnya pengaruh Anne padaku. Ini sangat jarang.  "Memang aneh. Aku tahu. Tetapi, kurasa aku memang menyukainya."

"Kurasa?" ia mengulang.

Aku menoleh padanya. "Oke ..." aku menghela nafas. "Aku menyukainya."

Senyumnya melebar. "Tenang saja, Greyson. Aku tidak akan merebutnya darimu."

Aku hanya diam. Kupandangi lagi Anne. Ia masih disana, tertawa bersama Mandy. Satu-satunya yang membuat mood-ku baik hari ini adalah ketika melihat senyum dan tawanya itu.

"Hei," panggil Cody pelan.

Aku menoleh padanya. Ia tersenyum dan meremas pelan pundakku. 

"She is yours, Buddy."

COUNTDOWNWhere stories live. Discover now