Chapter 23: The Lake

9.7K 678 26
                                    

Keesokan harinya ...

Aku terbangun karena suara SMS masuk di handphone-ku. Dengan mata masih terpejam aku menggapai benda itu, lalu dengan malas membuka dan membaca isi SMS tersebut.

Hei ini Cody. Aku sudah didepan rumahmu bersama Mandy, Greyson dan Zayn. Cepatlah bangun Greyson's Princess !

Aku menguap singkat. Dengan gontai aku bangkit dan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Aku memakai kaus abu lengan sesikut, celana jins di atas lutut dan kemeja tartan berwarna merah. Aku juga memakai sepatu sneakers berwarna putih yang sudah lama tidak kupakai. Rambutku kukepang satu samping, lalu meriah sling bag dan melangkah ke lantai satu.

Kudengar suara Zayn yang berbincang dengan Greyson, Mandy dan Cody di teras rumah. Sebelum kesana aku berbelok ke dapur untuk membuat sarapan. Pancake dan segelas susu sepertinya sudah cukup.

Beberapa menit kemudian aku selesai membuat makanan tersebut dan menghidangkannya ke atas piring. Aku terkesiap saat seseorang memeluk perutku dari belakang dan mencium pipiku singkat.

"Morning Sunshine," sapa Greyson dengan lembut. Kurasakan dagunya menyender di pundakku.

Aku tersenyum malu mendengarnya. Aku memeluk tangan Greyson lalu menoleh untuk mencium pipinya. "Morning too, Boyfriend. You want some?" Aku menuangkan saus cokelat di atas pancake-ku.

Greyson menggeleng. Ia melepas rangkulannya kemudian aku duduk di kursi meja makan. Kusantap makananku dengan tenang, hingga tak sadar kalau Greyson yang duduk didepanku menatapku dari tadi.

"Ada apa? Kau mau?" Aku menyodorkannya piringku yang tersisa sesendok pancake lagi.

"Tidak. Enjoy your breakfast," Greyson tersenyum. Ia beranjak dari kursi dan melangkah keluar. Bertepatan dengan itu Niall keluar dari kamar seraya merapikan rambutnya.

"Pagi, Sayang," ujar Niall lembut. Ia mengusap pipiku lalu mencium dahiku sejenak sebelum beranjak ke dapur. "Kau sudah sarapan?"

"Ya," aku mengangguk singkat. "Apakah Barbara sudah datang?"

"Dia akan datang sebentar lagi," sahut Niall sambil tersenyum hangat kepadaku. "Anne, sepertinya Barbara menyukaimu. Kemarin saat kau keluar bersama Greyson, Ia tidak berhenti mengagumimu."

"Ooh. Apa kau cemburu?" Ejekku lalu tersenyum jahil kepadanya.

Niall memutar bola matanya sambil tertawa. "Tentu saja tidak. Aku hanya senang karena sepertinya kalian akan akrab," ujar Niall santai. "Kau ... setuju, kan?"

"Setuju apanya?" Tanyaku tanpa menatap Niall karena kini aku sedang mencuci piringku.

"Hubunganku dengan Barbara," kata Niall. Ia berdiri menyender di counter di sebelah wastafel.

Aku diam sejenak. Kuputar keran hingga airnya berhenti mengalir lalu mengelap tanganku. "Aku hanya takut kau akan tidak peduli padaku, Niall. Karena kau--"

"HAH? Tentu saja tidak. Kau adikku satu-satunya, B. Aku akan selalu melindungimu, juga menyayangimu. Dengar?" Kata Niall kaget. Ia menangkup kedua pipiku dan mencium dahiku. "Jangan mengatakan itu lagi."

Aku mendesah lega. Kupeluk Niall erat lalu mencium pipinya senang.

Aku terlalu paranoid. Seharusnya aku sudah tahu kalau Niall tidak akan bertingkah seperti itu kepadaku setelah Ia mendapat pacar! Lagi pula seharusnya aku tidak boleh egois seperti itu karena aku juga mempunyai pacar.

"Jadi ... kau setuju kan, tentangku dan Barbara?" Tanya Niall lagi. Ia menatapku sambil tersenyum.

"Of course. I love her," sahutku geli.

COUNTDOWNTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon