BAB 1

23K 669 15
                                    

Mohon diberi tanda bila ada typo

HAPPY READING
.
.
.
.
.


Malam yang indah dengan cahaya bulan dan lampu yang berjejer rapi menerangi kota. Malam yang cukup sejuk membuat siapa saja akan memilih untuk tidur atau rebahan dikasur empuk mereka tetapi tidak dengan Nathala.

Seorang gadis yang kini tengah menunggu sebuah angkutan umum untuk mengantarnya pulang. Tapi tak ada satupun yang lewat, ya karna ini sudah pukul 23.00 mana ada angkutan di jam malam begini.

Akhirnya Nathala memilih untuk berjalan dengan earphone dikedua telinganya. Ia berjalan seorang diri dengan cahaya bulan dan lampu jalan yang menerangi. Hingga saat ia memasuki sebuah perkampungan dimana ia biasa lewat tiba - tiba ia merasa ada yang mengikutinya sedari tadi.

Nathala seolah tak peduli dan tetap berjalan dengan menambah lajunya. Orang yang mengikutinya pun menambah lajunya dan semakin mengejar Nathala. Takut, itulah yang dirasakan Nathala. Ia, semakin menambah laju kakinya. Berlari sekencang mungkin tanpa tau dimana ia berada.

" Aaaaaa tolong " ia berteriak ketika orang itu mencekal pergelangan tangannya dan menyeret Nathala ke sebuah gang sempit dan gelap.

Nathala yang takut pun tak berani berbuat apa - apa setelah melihat orang tersebut mengeluarkan sebuah pisau kecil dari saku celananya.

" J - jangan aku mohon jangan bunuh aku a - aku bahkan belum menyelesaikan skripsimu, aku mohon hiks... hiks... " tangis Nathala pecah ketika orang tersebut justru semakin mendekat dan menggoreskan pisau kecil itu ke arah leher Nathala.

" Argshh... " Ringis Nathala pelan.

" Mine " Bisik orang itu dan menjilat leher yang tergores itu tanpa rasa jijik.

Nathala diam tak berkutik yang ada dibenaknya hanyalah ia, harus mencari pertolongan.

Namun, sebelum semua itu terjadi pandangan Nathala perlahan mulai menggelap.

🍷🍷🍷


Pagi hari pun tiba dengan matahari yang menjulang tinggi dan awan yang cerah, terlihatlah seorang gadis yang tengah terlelap dengan pakaian kusutnya.

Saat gadis itu membuka kedua matanya ia bingung karna ini bukan kamarnya.

" Dimana ini ? " tanyanya bingung hingga pintu kamar terbuka lebar memperlihatkan seorang wanita tua yang cantik dengan rambut terikat.

" Kamu sudah bangun nak ? " tanyanya pada Nathala. Nathala menganggukkan kepala sebagai jawaban.

" Kemarin malam saya menemukan mu di gang sempit yang bahkan jarang sekali dilalui orang, kamu pingsan apa terjadi sesuatu padamu malam itu ? " tanya wanita tersebut.

Nathala mencoba mengingat apa yang terjadi padanya semalam tetapi ketika ia ingin mengingat hal apa yang terjadi semalam kepalanya terasa begitu pening.

" Sudah tidak usah dipikirkan lebih baik kamu bangun kita sarapan ibu sudah masak tadi, oh iya nama kamu siapa nak ? " tanya wanita tersebut.

" Nama saya Nathala Farasya tante bisa panggil saya Nathala dan terimakasih sudah menolong saya malam itu " jawab Nathala tersenyum.

" Oh, nak Nathala kalau saya ibu Niam panggil ibu saja " balas Niam tersenyum ramah dan menuntun Nathala menuju meja makan.

Setelah selesai sarapan Nathala meminta izin untuk mandi dan segera pulang ke kos nya. Nathala merasa tidak enak hati jika dirinya terlalu merepotkan ibu Niam.

" Ibu aku sangat berterimakasih karna kau telah menolongku bahkan mau memberiku makan dan meminjamkan baju untukku, tapi aku harus segera pamit untuk pulang karena aku harus pergi kuliah pagi ini, aku pasti akan mampir untuk memulangkan baju ini aku janji " jelas Nathala yang merasa tak enak hati kepada ibu Niam karna telah membantunya begitu banyak.

Setelah mendapat izin Nathala segera pulang untuk bersiap pergi ke kampusnya. Tanpa ia sadari sedari tadi seseorang dengan setelan hoodie hitamnya terus melihat ke arah Nathala tanpa mengalihkan pandangan sedikitpun.

" You are mine! and will continue to be mine! " ucap orang tersebut pelan dengan senyum miringnya.

...

Hola maaf ya kalau semisal ceritanya jelek atau ga nyambung karna ini cerita pertamaku😁

Buat yang suka jangan lupa vote dan komen ya biar aku semangat nulis🙌

Thank you

You are mine !!  [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang