BAB 22

3.9K 183 9
                                    

  HAPPY READING
.
.
.
.
.

Nathala mengedarkan pandangannya mencari keberadaan Harlan sampai dimana ia dibuat terkejut saat membalikkan tubuhnya Nathala melihat Harlan yang berlutut dengan sebuah kotak cincin yang terarah kepadanya.

Nathala menutup mulutnya tak percaya, sungguh ia terkejut akan apa yang Harlan lakukan untuknya.

" aku tak pandai berkata - kata seperti banyak nya pria, aku juga tak pandai dalam menunjukan rasa cintaku kepada seseorang tapi- " ucapan Harlan terhenti seketika lidahnya kelu untuk mengucapkan sebuah kalimat yang mungkin saja Nathala akan menolak hal itu.

Nathala masih diam menunggu hal apa yang akan dikatakan oleh pria dihadapannya ini. Jujur saja jantung Nathala sudah dag dig dug ser. Pikiran gadis itu seperti sudah menebak apa yang akan Harlan katakan padanya.

Nathala takut jika ia akan mengatakan " tidak! " pada pria itu ia yakin sesuatu akan terjadi padanya tapi jika Nathala mengatakan " iya! " justru itu akan membuatnya tak akan pernah lepas dari pria yang tengah diam dihadapannya ini.

Harlan menarik napas panjang dan mengeluarkannya perlahan, ia menyakinkan dirinya untuk mengatakan kalimat yang sudah ia pikirkan sekian lamanya.

" tapi Nathala kau adalah gadis pertama yang membuatku jatuh cinta, yang membuatku menjadi gila, yang membuat di mana aku merasakan rasa nyaman karena hadirmu, aku bahkan tak tau bagaimana hidupku tanpa dirimu. Untuk itu aku menginginkan kau untuk hidup bersamaku, menjalani kehidupan yang lebih baik dengan keluarga kecil kita nanti- "

Harlan kembali menarik napas panjang menatap Nathala penuh dengan ketulusan.

" Nathala will you merry me ? "

Deg!

Nathala diam gadis itu tersenyum getir dia sudah menebak apa yang akan Harlan katakan dan ternyata tebakannya benar.

Nathala maju satu langkah lebih dekat ia tersenyum  dengan linangan air mata yang sepertinya sudah terasa berat perlahan ia menganggukan kepalanya sebagai jawaban.

Perlahan Harlan berdiri tegak memasangkan sebuah cincin dijari manis Nathala. Harlan tersenyum senang sungguh hatinya benar - benar lega saat Nathala menerima lamaranya tanpa paksaan.

Harlan memeluk gadis itu erat dan menjatuhkan kecupan - kecupan manis di puncak kepala Nathala.

Nathala tampak membalas pelukan itu dengan air mata yang mulai turun perlahan.
" aku tak ingin keluargaku merasakan apa yang aku rasakan, biarkan aku saja yang merasakan rasa sakit jangan kedua orangtua ku, jika ini sudah takdir maka aku pasti akan menerimanya dengan ikhlas " batin Nathala dan mengeratkan pelukan itu semakin erat agar Harlan tak menyadari jika Nathala tengah menangis.

...

Cup

Kecupan hangat seseorang tampak tak dihiraukan Adel. Gadis itu tampak tenang dengan selimut yang menutupi tubuhnya dengan guling yang ia peluk erat.

Pria itu tampak tersenyum tipis melihat gadisnya yang sepertinya tidak sadar dimana ia tidur. Harald tampak mendekati Adel tanganya perlahan menyingkirkan anak rambut yang menutupi wajah cantik gadis itu.

Ia mengelus pipi itu lembut, mendekatkan kepalanya untuk untuk mengecup pipi cubby milik gadisnya.

Ingat! GADISNYA!

Author : " gitu ya Harald, authornya udh dilupain :) "

Adel yang merasakan benda hangat yang terus mengecup pipinya pun merasa kesal. Ia perlahan membuka matanya dan hendak memarahi seseorang yang berani - beraninya menggangu tidur nyenyaknya.

" his! bisakah kau- " ucapanya terhenti menatap seorang pria tampan yang tengah tersenyum manis padanya.

Adel yang sadar ini bukan rumah Lana pun segera bangkit dan mengedarkan pandangannya.

" dimana aku?! dan dimana Lana!  " triak Adel kesal.

Harald tampak tak peduli akan triakan Adel, pria itu justru ikut bangkit dan memeluk Adel. Harald menghirup aroma tubuh Adel dalam.

" wangi permen karet, benar - benar tak berubah " batin Harald.

Cup

Harald dengan sengaja mengecup leher Adel dan membuat Adel terkejut akan prilaku pria yang tengah memeluknya.

Adel sebisa mungkin melepaskan pelukan itu secara paksa tapi justru yang ia dapat adalah pelukan yang semakin erat. Adel pasrah membiarkan Harald yang memeluknya sembari terus mengecupi lehernya.

" aku rindu " ucap Harald yang masih nyaman dengan pelukan itu.

Adel hanya diam tak menanggapi apa yang di ucapkan Harald. Yang tengah ia pikirkan saat ini adalah pergj dari pria ini.

Ia tak mau masa lalu yang buruk itu kembali padanya dan terus menghantuinya karna ia tak mau masa depan yang sudah ia susun hancur karna kehadiran seseorang yang muncul dalam masa lalunya.

...

Hai - hai gimana part kali ini ?
Bagus gaa?
Kalo bagus komen dong biar author semangat nulisnya

Jangan lupa juga buat follow akun ig author dan juga akunya si Harlan

Author : @moza_izzaa
Ig Harlan : @harlan_stanly

THANK YOU

You are mine !!  [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang