BAB 40

2.4K 131 3
                                    

HAPPY READING
.
.
.
.
.


Seperti ucapan Harlan tadi, tepat pukul 20.00 orang tua Nathala datang. Nathala langsung berlari menghampiri mereka berdua dan memeluknya erat. Nathala sedikit merasa aneh bagaimana mungkin orang tuanya bisa datang dan tau dirinya ada disini ? bahkan Nathala tak pernah sedikitpun berkomunikasi saat dirinya berada disini atau mungkin Harlan yang memberitahu mereka?

Berbagai pertanyaan bersarang diotak Nathala. Ingin rasanya ia menanyakan sesuatu namun ia masih ingin memeluk mereka lebih lama, sampai akhirnya Harlan datang dan orang tua Nathala melepaskan pelukannya dan dengan tiba - tiba sang ayah membungkukan badannya untuk memberi hormat.

Nathala mengerutkan alisnya bingung. " Apa - apaan ini ?mengapa ayah harus membungkuk seolah Harlan lah bos ayah ? " Batinnya.

" Tuan kami datang " Ucap ayah Nathala.

Nathala semakin terkejut akan ucapan sang ayah yang dengan tiba - tiba memanggil Harlan dengan embel - embel tuan.

" Ayah, kenapa memanggilnya tuan ?  Dia bukan tuan nama dia Harlan " Ucap Nathala sembari menatap sang ayah dengan senyum teduh.

Sang ayah diam dan hanya membalasnya dengan senyuman dan juga anggukan kepala.

" Mah, mamah mau ke kamar ku tidak ? Fara ingin bercerita banyak hal pada mamah! " Seru Nathala antusias menggandeng tangan sang ibu.

" Jika boleh sayang, kau harus meminta izin dulu pada calon suami mu " Balas sang ibu lembut dan mengelus pipi anak semata wayangnya itu.

Nathala mengerucutkan bibirnya, ia menghela nafas menatap Harlan dengan penuh harap.

" Harlan bolehkah- ? " Ucapannya terhenti kala pria itu mendekat dan mengelus surai rambutnya.

" Boleh " Ucap Harlan dengan senyumnya.

Nathala yang mendengar jawaban dari Harlan pun dengan tiba - tiba memeluk tubuh tegap itu hingga terhuyung kebelakang. Mungkin mereka berdua akan jatuh jika saja Harlan tak menjaga keseimbangan tubuhnya.

" Terimakasih! " Seru Nathala melepaskan pelukannya dan segera menggandeng tangan sang ibu dan membawanya keatas yaitu kamarnya.

Harlan menatap kepergian Nathala dengan senyum tipisnya. Sampai pada akhirnya hanya ada mereka berdua diruang tamu itu, Harlan dan ayah dari Nathala  Laksan Leonandro. Seorang laki-laki yang dengan tega menjaminkan anaknya hanya untuk uang dan laki-laki yang membohongi istrinya dengan mengatakan bahwa putri mereka telah aman bersama orang yang tepat.

Tatapan mata Harlan mulai menajam saat bertatapan dengan ayah dari wanita yang ia cintai.

" Aku menyuruhmu kesini untuk segera mengatakan yang sebenarnya bukan untuk menganggapmu sebagai mertuaku, paham ? " Ucap Harlan penuh penekanan.

Laksan hanya menundukkan kepalanya takut.

" Baik tuan, saya akan segera mengatakan yang sejujurnya pada putri saya " Balas nya.

Harlan tersenyum miring kala mendengar kata putri saya. Ia memandang Laksan dengan tatapan membunuh.

" Putri mu ? Apakah ada seorang ayah yang tega menjaminkan putrinya hanya untuk uang " Tanyanya.

Laksan diam membisu sampai pada akhirnya ucapan Harlan benar - benar membuat dirinya merasa bersalah pada putri semata wayangnya itu.

" Tapi tak apalah putri juga nikmat, bahkan sangat nikmat " Lanjut Harlan dan melenggang pergi dari sana.

Laksan hanya diam saat mendengar sebuah hinaan untuk putrinya itu, bagaimanapun juga ini salahnya dirinya pun tak bisa melakukan apapun selain diam dan mematuhi perintah dari sang tuan.

...


hai👋
Maaf banget up nya dikit karna emang lagi capek banget, tugasnya banyak banget author pusing dan baru bisa nyempetin nulis.
Sekali lagi author minta maaf yaa jangan lupa senyum.

THANK YOU

You are mine !!  [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang