BAB 10 🍷

6.7K 298 5
                                    

   Hati - hati typo bertebaran 🙏

  HAPPY READING
.
.
.
.
.
.


" Harlan " gumamnya terkejut.

Harlan pria itu menatap semua musuhnya dengan tajam. " beraninya kau mengangkat senjatamu kepada gadisku " ucapnya dengan marah.

Tanpa pikir panjang Harlan langsung melepaskan pelurunya dan tepat mengenai orang - orang bodoh itu.

Dorr... Dorr...

Suara tembakan terdengar begitu nyaring didesa ini. Suara riuh para penduduk berdorong - dorongan untuk menyelamatkan nyawa mereka.

Satu persatu Harlan telah melumpuhkan orang - orang itu. Harlan pria itu menghampiri Nathala yang masih setia berjongkok dan menutup matanya dengan tangan yang menutupi kedua telinganya.

Harlan menyamakan posisinya dengan Natahla menatapnya dengan perasaan antara marah dan khawatir.

" hey baby, open your eyes everything is fine " ucapnya lembut.

Perlahan Nathala membuka kedua matanya menatap sosok pria yang berada dihadapanya. Nathala memeluknya seraya menangis tersedu - sedu.

" I'm afraid " ucapnya pelan.

Harlan membalas pelukan itu ia mengusap lembut rambut panjang Nathala.

" kau tau betapa marahnya aku saat mengetahui kau pergi dariku " ucapnya pelan.

" aku benar - benar marah saat itu, aku kacau tanpamu Nathala " lanjutnya.

Nathala yang mendengar itu pun melepaskan pelukannya. Menatap Harlan mencoba untuk mencari kebohongan tetapi ia tak menemukannya hanya ada ketulusan disana.

Nathala diam sejenak sampai satu pertanyaan terlintas dibrnaknya.

" Do you love me ? " tanya Nathala menatap Harlan yang masih menatapnya khawatir.

" Yes I love you so much even I don't know how my life will be if I don't find you " balas Harlan tulus.

" jadi kumohon jangan pergi lagi " lanjutnya.

Nathala menatap Harlan terkejut " apa? Seorang Harlan memohon kepadanya? Seorang yang katanya paling ditakuti sekarang memohon kepadanya? " batin Nathala bertanya.

" apa kau baru saja memohon kepadaku? " tanyanya yang masih terkejut.

Harlan bangkit tanpa menjawab pertanyaan yang Nathala lontarkan padanya. Ia menggenggam tangan Nathala dan menuntunnya menaiki mobil hitamnya.

Nathala diam dan menurut ntahlah Harlan adalah seorang pria yang selalu berubah - ubah. Perlahan mobil meninggalkan desa itu di ikuti mobil Haris yang membawa mayat orang - orang itu.

Bahkan warga desa yang melihat bagaimana orang - orang Haris menyeret mayat - mayat itu dan bahkan diperlakukan layaknya hewan. Tak ada satupun warga yang berani melaporkan ataupun bertanya sebenarnya apa yang terjadi karna warga desa tau siapa itu Harlan. Jika tak ingin mati maka diam adalah solusinya.

You are mine !!  [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang