BAB 39

2.3K 113 2
                                    

HAPPY READING
.
.
.
.
.

Kini Linia tampak mondar mandir sembari terus berusaha menghubungi Haris. Ponsel pria itu sepertinya sengaja dimatikan dan ia pergi entah kamana.

Linia menarik nafasnya khawatir, ternyata dugaannya selama ini benar bahwasanya Haris memang tidak pernah berpihak padanya dan hanya mendekatinya untuk mengetahui rencananya.

BRAK!!

Kesalnya dan menggebrak meja ruangan miliknya dengan keras. Nafasnya kini mulai memburu saat ia kembali memikirkan hal yang tidak - tidak mengenai tangan kanannya itu.

" Akan kubunuh jika memang benar kau berkhianat Haris! " Gumamnya penuh penekanan.

" Siapa yang akan kau bunuh ? " Tanya seseorang yang tiba - tiba masuk kedalam ruangannya dengan kedua coffee ditangan orang itu.

Haris-tampak santai meletakkan coffee yang telah ia beli diatas meja kerja milik Linia tuanya.

" Haris? darimana saja kau?! Aku menelpon mu hampir 50 kali dan kau datang hanya dengan se cup coffee hangat ? " Marah Linia.

" Oh ya? Aku tak membawa ponselku dan bahkan aku lupa menaruhnya dimana " Jelas Haris.

Linia menghela nafasnya kesal. Ia merasa bodoh karna telah berfikir macam - macam mengenai Haris.

Dirinya menatap Haris yang juga tengah menatapnya dan tatapannya langsung beralih pada cup coffee yang telah dibawa Haris untuknya.

" Seperti biasa caramel latte, favorit mu bukan ? " Tanya Haris yang melihat Linia mulai meminum coffee miliknya.

Linia menatap Haris yang masih menikmati coffe nya sebelum wanita itu menjawab pertanyaan Haris pandangnya mulai kabur, kepalanya terasa pusing sebelum ia menutup kedua matanya samar - samar ia mendengar suara Haris tepat berada ditelinganya.

" it's time for the game to begin baby "

...

" Tikus kecil akan segera datang tuan " Ucap Haris pada telepon genggam miliknya.
Ia sedikit melirik kearah Linia yang terlelap karna obat bius yang ia berikan.

Flashback on

" Sepertinya dia sudah mengetahui siapa saya yang sebenarnya tuan " Ucap seseorang pada telepon genggamnya.

" Kembalilah, permainan kita akan segera dimulai " Balas seorang disebrang dan mematikan telepon secara sepihak.

Haris menatap Linia dari celah pintu ruang penyiksaan, terlihat wanita itu tengah terdiam dengan penuh amarah.

" Tentu saja permainan akan dimulai hari ini jadi mari nikmati bersama sayang " Gumam Haris tersenyum miring dan pergi dari sana untuk memulai permainan pertamanya yaitu membawa wanita itu tuannya.

Flashback off

" Oh ya? Sepertinya kucing yang berada disini tampak tak sabaran untuk segera mencabik - cabik tubuh tikus itu " Balas orang disebrang membuat Haris mengangkat sedikit ujung bibirnya.

" Lima menit lagi saya sampai tuan " Jawab Haris dan panggilan berakhir secara sepihak.

Dengan segera Haris menambah kecepatan mobil miliknya dan menyalip bahkan menerobos lampu lalu lintas tanpa memperdulikan triakan orang - orang padanya.

...

Harlan memasukkan telepon genggamnya dan membalikkan tubuhnya menatap Nathala yang tampak tersenyum senang memakan cake kesukaannya.

Setelah Nathala memanggilnya yang tengah sibuk menyiksa Serra, wanitanya itu tampak marah dan takut terhadapnya.

Harlan pun sebisa mungkin untuk menenangkannya sebelum pada akhirnya dia akan benar - benar menyakiti hati wanita itu.

Mungkin Nathala tak akan pernah memaafkannya kali ini namun, wanita itu tak akan pernah bisa lepas dari genggamannya tak akan pernah.

Langkah lebarnya mendekat ke arah Nathala untuk menghampiri wanita itu.

" Baby " Panggilannya dan mengelus surai rambut panjang Nathala lembut tak lupa dengan senyum manis miliknya.

Nathala mendongak menatap Harlan yang perlahan membungkukkan tubuhnya.

CUP

Satu ciuman serta lumatan lembut berhasil mendarat dibibirnya yang terdapat sisa cream cake nya. Tak hanya sampai disitu setelah Harlan menciumnya tangan pria itu terangkat untuk membersihkan potongan kue kecil disamping bibirnya secara perlahan.

" Makan nya pelan - pelan aku ga akan minta bjaby " Ucapnya setelah selesai membersihkan potongan kue disamping bibir Nathala.

" Iya - iya " Balas Nathala dan melanjutkan acara memakan cake nya.

" Orang tua mu akan segera datanH7, g untuk menemui mu " Ucap Harlan saat sudah mendudukkan dirinya disamping wanita nya.

" Benarkah ? Apa mereka datang untuk menemuiku ? " Tanyanya antusias.

Harlan menganggukkan kepala " Mereka akan mengatakan sesuatu " Balasnygaa dan mengelus surai rambut panjang Nathala lembut.

...

Haii👋
Maaf baru up maaf banget dan maaf banget kalo ga nyambung tapi ini cerita bakalan end dalam beberapa hari jadi tungguin yaa!!
Jangan lupa buat vote dan follow aku mimin juga

THANK YOU

You are mine !!  [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang