BAB 3

10.8K 431 2
                                    

Bila ada typo mohon diberi tanda 🙏

HAPPY READING
.
.
.
.
.


Kini Nathala sudah siap dengan dress selutut bewarna pink yang sangat pas ditubuhnya.

Jujur saja ia masih takut untuk turun ke bawah Nathala, mencoba berfikir apakah ia harus turun atau tetap di dalam kamar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jujur saja ia masih takut untuk turun ke bawah Nathala, mencoba berfikir apakah ia harus turun atau tetap di dalam kamar. Setelah lama bergelut dengan pikirannya Nathala memutuskan untuk keluar dengan rasa takut yang masih melekat di hatinya.

Saat membuka kenop pintu Nathala terkejut mendapati Harlan yang sudah berada didepan pintu " Astaga " ucap Nathala terkejut seraya mengelus dadanya.

" Kenapa lama sekali hm ? " ucapnya merengkuh pinggang ramping Nathala dan meremasnya pelan.

" Shh.. maaf " balas Nathala dengan ringisanya.

" Sebuah kesalahan pasti ada hukuman jadi bersiaplah untuk itu baby " bisik Harlan kemudian menggenggam tangan Nathala.

Nathala melepaskan genggaman itu " Aku bisa jalan sendiri " ucap Nathala dan mulai berjalan menuruni anak tangga.

Harlan menyunggingkan senyumnya dan melihat gadisnya yang begitu berani kepadanya. Setelah sampai dibawah tepatnya diruang makan Nathala terkejut dengan seseorang yang tiba - tiba merangkul bahu nya.

" Hello manis " sapa nya.

Nathala yang terkejut pun hanya diam menatap pria itu.

" Lepaskan tangan kotormu dari gadisku " ucap Harlan dari belakang dan langsung merengkuh pinggang Nathala.

Harald memandangi mereka berdua secara bergantian " Kau tak cocok denganya lebih baik dia bersamaku " ucap Harald menunjuk Nathala.

Harlan tak menjawab dan memilih berjalan menuju meja makan dengan Natahla disampingnya. Saat Nathala ingin duduk tiba - tiba Harlan langsung menariknya dan mendudukannya di atas pangkuan pria itu.

" Diam dan makan " ucap Harlan yang mulai menyendokkan makanan untuk Nathala.

Nathala diam dan enggan untuk membuka mulutnya " Buka mulutmu baby " ucap Harlan yang masih mencoba untuk sabar, sampai tiba - tiba dengan beraninya Nathala melempar sendok itu.

Harald diam melihat keberanian gadis dihadapannya ini.

" Apakah gadis ini sudah gila? " batinya bertanya.

Harald yang seolah tau apa yang akan dilakukan saudara kembarnya pun memilih untuk pergi. Setelah kepergian Harald kini Harlan menatap Nathala tajam.

" Apa kau ingin segera dihukum baby? " ucap Harlan dingin kemudian menarik tangan Nathala kasar.

" Akhh lepas sakit! " ucap Nathala mencoba memberontak tapi semua itu sia - sia Harlan lebih kuat darinya ia, tak akan bisa berbuat apa - apa selain mengikuti langkah besar Harlan.


🍷🍷🍷

Harlan membawa Nathala disebuah ruang yang minim dengan penerangan.

" Kau tau betapa sabarnya aku menghadapi tingkah mu itu hm? " tanya Harlan menatap Nathala yang menunduk.

" Lihat aku dan jangan menunduk! " perintah Harlan yang membuat nyali Nathala menciut.

" Apa kau tak dengar Nathala?! " ucap Harlan kembali.

Nathala masih dengan posisnya yang membuat Harlan geram kemudian meraih dagu Nathala kasar " Akhh " ringis Nathala menahan rasa sakit didagunya.

" Apa kau lupa aku tak suka melihatmu menunduk " ucap Harlan dingin.

" Hiks... Hiks... " isak tangis mulai keluar dari bibir Nathala. Tanpa aba - aba Harlan langsung meraup bibir pink itu dengan kasar membuat Nathala memberontak.

" Emm lepas " ucapnya memukul dada bidang Harlan.

Harlan melepaskan ciumanya dan mengambil sesuatu dari saku celananya.

" Bersiaplah untuk hari ini baby " ucapnya dan menjatuhkan tubuh Nathala diatas ranjang.

Nathala mencoba mendorong dada bidang Harlan yang berada diatasnya dan betapa terkejutnya ia melihat sebuah pisau kecil ditangan lelaki itu.

" J - jangan aku mohon, hiks... hiks... " Mohon Nathala dengan isakkannya.

Harlan bangkit dari tubuh Nathala kemudian mengelus pipi itu dengan pisaunya yang membuat Nathala diam tak berkutik.

" Aku ingin membuat ukiran yang indah disini " Bisik Harlan mengecup pipi itu.

Nathala menggeleng pelan " Tidak jangan aku mohon maafkan aku! " mohonnya.

Harlan tak mengidahkan Nathala dan mulai menggoreskan pisaunya di pipi mulus Nathala.


" Sakit! hiks... hiks... aku mohon berhenti! aku janji tak akan mengulanginya lagi " ucap Nathala dengan tangisnya.

" Bukankah aku sudah bilang tadi bahwa setiap kesalahan pasti ada hukuman baby " ucap Harlan menatap Nathala dingin.

" Jangan menangis baby atau akan terasa perih, ini akan selesai dengan cepat " ucap Harlan menghapus air mata Nathala dan kembali melanjutkan kegiatannya.

Nathala hanya bisa menangis merasakan perih dipipinya darah dipipi Nathala mulai mengalir, tanpa jijik Harlan menjilat darah itu dengan gerakan pelan.

" Manis " ucapnya tersenyum yang membuat Nathala takut akan senyum itu.

" Selesai! " ucap Harlan bersemangat ia menatap ukiran yang bertuliskan namanya. Ia kembali menatap Nathala dan mengusap pipi itu menghapus air mata Nathala kemudian mendekatkan tubuhnya dengan Nathala.

" You are mine and will always be mine " bisiknya disamping telinga Nathala kemudian menggigit cuping telinganya.

...

Gimana part kali ini? Suka ga? Kalau suka jangan lupa vote dan komen yaa

Jangan lupa juga buat follow akun ig author dan juga akunya si Harlan

Author : @mozaleraa_

Thank you

You are mine !!  [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang