BAB 27

3.2K 168 11
                                    

Happy Reading
.
.
.
.
.

" tidak! Jangan hiks... hiks... "

" hey kenapa menangis hm ?- "

" bukankah ini menyenangkan ? " tanya Harlan terkekeh.

Nathala hanya menangis tanpa mau menjawab pertanyaan yang Harlan lontarkan padanya.

srett..

Darah segar mengalir saat Harlan menusukan pisau kecil dibetis gadis itu.

" arghh... "

" wow lihatlah sayang ini warna yang indah " seru Harlan tertawa senang.

" hiks... Kau gila! " isak Nathala.

Harlan menaikan satu alisnya kembali dengan kekehan iblisnya.

" ingin melihat kegilaanku yang lain sayang ? " tanya Harlan tersenyum iblis yang membuat siapa saja merinding.

Nathala tak menjawab ia hanya diam dengan isak tangisnya. Nathala kembali dibuat was - was kala Harlan melepaskan ikatan ditangannya.

Harlan mengusap pipi Nathala yang basah karna air mata gadis itu dan dengan tiba - tiba Harlan membalik tubuh kecil Nathala.

Pria itu dengan sengaja menekan luka yang berada dibetisnya.

" arghgg s-sakit " erang Nathala.

Tanpa rasa kasihan pria itu kembali menusukkan pisau pada betis Nathala. Menekan pisaunya agar semakin dalam.

" arghg c-cukup! " pinta Nathala yang sudah tak kuat lagi dengan rasa sakit dibetisnya.

Harlan tak mengidahkan erangan bahkan triakan Nathala. Pria itu justru asik bermain dengan darah yang mengalir diantara betis Nathala.

Harlan tersenyum menatap Nathala yang sudah kacau. Ia berfikir sejenak.

" bagaimana jika kita buat kakimu lumpuh ? " tanyanya.

Nathala menggeleng dengan air mata yang semakin deras mengalir dikedua pipinya.

" aku tak masalah jika harus mempunyai istri yang lumpuh " ucap Harlan.

Nathala bergerak mundur kala Harlan bangkit dan berjalan menuju lemari yang selalu terkunci.

Nathala berusaha untuk turun dari ranjang. Menahan semua rasa sakit yang menyerang dibetisnya.

Harlan melirik Nathala yang tengah berusaha untuk turun dari ranjangnya. Ia melipat kedua tanganya didepan dada, tersenyum miring.

" butuh bantuan sayang ? " tanyanya berjalan menghampiri Nathala.

Nathala mendongakkan kepala menatap Harlan yang berjalan mendekatinya. Tubuhnya menegang kala melihat jarum suntik yang berada ditangan Harlan.

Nathala menggelengkan kepala sembari terus terisak.

" aku mohon jangan hiks... hiks "

You are mine !!  [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang