BAB 34

2.5K 138 7
                                    

HAPPY READING
.
.
.
.
.

" teruslah bermimpi untuk membuatku tunduk stupid " ucap pria itu pelan dan menyunggingkan bibirnya.

Pria itu yang tak lain adalah Harlan, Harlan Stanley.

...

Dentuman musik menggema memenuhi ruangan dengan lampu yang berkelip dan manusia yang meliukkan tubuhnya sembari terus menikmati minumannya. Ya, disinilah Haris berada disebuah club malam yang amat terkenal dikota ini.

" aku tak bisa menemanimu sampai malam, jadi ayo pulang aku akan mengantarmu " jelas Haris yang sudah muak dengan bau alkohol yang begitu menyengat dan suara dentuman musik  yang terdengar begitu keras ditelinganya.

Lina-wanita itu menatap Haris dengan senyum konyolnya. Ia tampak sudah sangat mabuk dan terus meracau tak jelas layaknya orang gila.

" hahahah kau sangat tampan tuan ? Mau bermain ? " tanyanya dan menubruk tubuh Haris disampingnya.

Haris memutar bola mata malas, ia menghela nafas lelah kemudian menggendong tubuh Lina ala bridal style dan membawa wanita itu pulang.

" aku akan melenyapkanmu Harlan " racau wanita itu selama perjalanan menuju mansion miliknya.

Haris menatap Lina dengan tatapan mengejek " aku tak tahu sebenarnya kau ini bodoh atau memang tak pandai ? Bagaimana mungkin kau menemuiku ? Merayuku lalu menyuruhku berkhianat pada tuanku yang sudah ku anggap sebagai saudaraku " ucapnya sembari bergeleng kepala tak mengerti.

...

Ceklek....

Suara pintu terbuka tak membangunkan seorang wanita dari tidur nyenyaknya. Wanita itu tampak nyaman dalam selimut yang membungkus hampir seluruh tubuhnya.

Seorang pria yang melihat wanitanya tertidur pun berjalan mendekatinya. Ia duduk ditepi ranjang dimana wanitanya tertidur pulas.

Pria itu yang tak lain adalah Harlan, mulai mengelus lembut surai rambut wanitanya siapa lagi kalau bukan Nathala.

" cantik " pujinya pelan.

Harlan menghentikan kegiatannya saat Nathala mulai membuka matanya. Mata wanita itu menyipit sejenak untuk menyesuaikan cahaya yang masuk di indra penglihatannya.

Harlan yang melihat itu pun menundukkan tubuhnya. Mengecup kedua mata Nathala saat belum benar - benar terbuka.

" emm " kesal wanita itu karna tak hanya kedua matanya kini pria itu mengecup semua yang ada diwajahnya membuat wanita itu kesal.

" Harlan hiks hiks "

Harlan yang medengar suara tangis Nathala pun menghentikan aksinya. Namun, justru ia beralih memeluk tubuh wanita itu.

" Aaaa minggir!! Berat! " triaknya kesal.

Harlan pun menegakkan tubuhnya. Ia menatap Nathala dengan tatapan datarnya.

" berat ? " tanyanya datar.

Nathala yang mendengar nada bicara Harlan pun hanya mengangguk sebagai jawaban.

" oh, cepat turun kita akan segera makan malam " jelasnya kemudian beranjak dari ranjang meninggalkan Nathala yang menatapnya bingung.

Nathala menatap punggung tegap itu dengan bingung. Apakah Harlan marah hanya karna ia mengatakan bahwa dia berat ? Tapi kan memang berat batinnya.

You are mine !!  [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang