BAB 33

2.6K 134 12
                                    

HAPPY READING
.
.
.
.
.

" berjasa dalam menyerahkan anaknya secara sukarela " lanjut Harlan tertawa bak iblis sebelum akhirnya meminum wine miliknya.

...

" kemana pria itu ? " tanya seorang wanita sembari memegang gelas berisi wine miliknya.

Wanita itu tampak berdiri dibalkon ruang pribadinya, ia menatap kearah luar balkon sembari terus bertanya - tanya kemana perginya Haris-tangan kanannya.

Sungguh sebenarnya ia rindu dengan pria itu. Sudah dua hari ini Haris tidak datang dan tidak memberinya sebuah informasi tentang tuannya Harlan, Apakah ia berkhianat ? Tetapi bukankah Haris yang justru berkhianat kepada Harlan ?.

" huuhhh " Lina-wanita itu menghembuskan nafas kesal karna terlalu pusing memikirkan teori - teori miliknya.

Sampai tiba - tiba sebuah tangan melingkar dipinggang ramping wanita itu, membuat sang wanita menoleh dan tersenyum manis.

" apa kau rindu nona manis ? " tanya pria itu yang tak lain ialah Haris.

Pipi Lina memerah akibat pertanyaan yang Haris lontarkan padanya.

" kau cantik Lina " puji Haris saat tubuh Lina sudah menghadap kearahnya dan matanya saling bertabrakan.

Haris menyelipkan rambut Lina ke arah belakang telinganya. Ia menyetuh wajah cantik itu, mengelusnya perlahan.

Tanpa wanita itu sadari ia menutup matanya merasakan nyaman akan sentuhan Haris yang perlahan mulai turun.

Pria itu menghentikan aksinya saat ia tersadar akan maksud dan tujuannya kemari.

Haris menjauhkan tubunya, sedikit menjaga jarak.

" ekhm... Aku kemari bukan untuk itu " ucapnya.

Lina membuka matanya menatap Haris yang mulai menjaga jarak darinya.

" baiklah, apa yang kau dapat dua hari ini ? Kau bahkan tak menghubungi ku sekalipun, kau tau ? Aku bahkan berfikir bahwa kau akan berkhianat padaku! " ucap Lina yang mengomel karna kesal.

" bukan bermaksud tidak ingin menghubungi hanya saja aku terlalu sibuk mengawasi tuan Harlan setiap saat, bukankah itu juga bagian dari pekerjaan ku ? " tanya Haris yang dijawab anggukan.

Haris meminta Lina untuk masuk dengan alasan lebih nyaman mengobrol didalam.

Kini mereka berdua telah duduk disofa yang berada diruang pribadi Lina.

" lihatlah " ucap Haris yang memberikan sebuah dokumen.

Lina membuka dokumen itu dan membacanya dengan seksama. Ia mengangkat sedikit ujung bibirnya saat membaca dokumen itu.

Cukup lama wanita itu membaca hingga akhirnya ia menatap Haris dengan tersenyum lebar.

Haris mengangkat satu alisnya " bagaimana ? " tanya nya.

" ini gila! Benar - benar gila, orang tua macam apa yang menjual anaknya sendiri ? Bukankah ini menarik jika kita membongkar semuanya ? " tanya Lina.

Haris menganggukan kepala " tentu saja bukankah gadis itu kelemahan Harlan ? "

Lina tersenyum dan menganggukan kepala tanda ia setuju akan ucapan Haris.

Wanita itu bangkit dari duduknya, ia tersenyum menatap Haris yang juga menatapnya.

" bagaimana jika kita rayakan hari ini sebagai tanda pembuka rencana kita ? " usul Lina dengan semangat.

" pastikan restoran mewah nona " ucap Haris dan membuat Lina tertawa sembari memegang perut ratanya.

" baiklah tuan " balas Lina dan berlari keluar untuk mengganti pakaiannya dan memberikan sedikit polesan make up di wajahnya.

Haris hanya menatap wanita itu saat ia berlari keluar, pria itu dapat menebak bahwa tujuan wanita itu adalah kamarnya.

Tanpa menunggu lagi, pria itu segera melakukan tugasnya. Haris berdiri dan mengeluarkan penyadap suara disaku jas nya.

Haris berjalan menuju meja kerja Lina, memasang penyadap disana tak lupa memasang nya diseluruh tempat yang biasa disinggahi wanita itu.

20 menit berlalu...

Cklek

" ayo pergi! " seru Lina yang tampak antusias.

Haris mengalihkan pandangannya dan menatap Lina.

" sebentar, bisakah kita berbicara sebelum pergi ? " tanya Haris.

Lina membuang nafasnya, ia pun berjalan menghampiri Haris yang tampak akan berbicara serius dengannya.

" apa ? " tanya Lina.

" aku hanya ingin bertanya mengenai rencanamu nanti ? Karna aku juga memiliki sebuah rencana " ucap Haris.

Lina mulai mendudukan tubunya pada sofa dan mulai mengingat rencana yang telah ia susun semalam.

" bukankah tak seru jika gadis itu tetap baik - baik saja ? Setidaknya kita harus menggoreskan pisau ditubuh atau mungkin dipipi gadis itu ? " tanya Lina yang sudah tak sabar akan rencananya.

" ya seharusnya begitu " balas Haris.

" maka dari itulah cara pertamaku adalah menculik gadis itu, kita bisa melakukannya dengan segera karna aku telah memasukkan seorang mata - mata dirumah itu dan kau tau ?- " Lina menggantungkan ucapannya.

Haris mengangkat satu alisnya ia menatap wanita itu dengan tatapan tajamnya.

" mata - mataku adalah salah satu maid yang melayani gadis itu " lanjutnya tersenyum licik.

Haris melototkan matanya terkejut akan ucapan wanita dihadapannya. Bagaimana mungkin wanita itu telah memasukkan mata - mata dan itu adalah maid yang melayani gadis dari tuannya sendiri.

" wow!! " seru Haris dan bertepuk tangan dan memuji Lina yang sangat berani.

" kau hebat, bagaimana caramu melakukannya ? " tanya Haris lagi namun pertanyaan nya tak mendapat jawaban justru wanita itu mendesaknya untuk segera bangkit dan terus mengajaknya pergi.

Alhasil Haris pun harus menuruti permintaan Lina dan mengikuti kemana wanita itu akan membawanya.

Tanpa wanita itu sadari terlihat pria yang menatap tajam kedepan. Pria itu terlihat marah setelah mendengar rencana Lina yang akan melakukan penculikan terhadap wanitanya Nathala.

" teruslah bermimpi untuk membuatku tunduk stupid " ucap pria itu pelan dan menyunggingkan bibirnya.

Pria itu yang tak lain adalah Harlan, Harlan Stanley.

...

Hai.....
Up nih, sapa yang dah nunggu ?
Maaf yee ga bisa double up
Udah si segitu aja, selamat membaca dan jangan lupa senyum.

THANK YOU

You are mine !!  [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang