BAB 37

2.4K 131 3
                                    

HAPPY READING
.
.
.
.
.

Dengan ekspresi datarnya Harlan menatap Nathala yang tertidur diranjang mikiknya. Tatapan pria itu datar namun matanya mengartikan sebuah rasa khawatir.

Sejak satu jam yang lalu Nathala tak membuka matanya membuat dirinya khawatir akan keadaan gadis itu. Ya walaupun ia tau bahwa dirinyalah yang memberikan obat bius kepada wanitanya namun tetap saja ia merasa khawatir.

Harlan mendudukan dirinya disamping ranjang Nathala, menggenggam tangan wanitanya  " cepatlah sadar, aku rindu " ucapnya lembut dan mengusap pipi Nathala.

Tatapan pria itu berubah kala ia mengingat seseorang yang dengan beraninya menyentuh, dan menyakiti miliknya.

" aku bersumpah akan memenggal kepala kalian satu persatu! " ucapnya tajam dan tanpa sadar ia meremas tangan Nathala membuat wanita itu tersadar akan rasa sakit ditanganya.

" shhh... " ringis Nathala saat secara perlahan ia membuka matanya merasakan rasa sakit ditulang jari - jarinya.

Harlan yang mendengar ringisan wanitanya pun segera melepaskan genggaman tangannya dan beralih menatap khawatir pada Nathala.

" baby are you okey ? ada yang sakit hm ? apa kau butuh sesuatu hm ? " tanya Harlan tanpa basa basi.

Nathala menatap lemas ke arah pria itu. Ia hanya menggeleng lemah. Ya, dirinya memang tidak baik - baik saja. Kepalanya terasa amat pusing dan jangan lupakan bekas suntikan tadi membuat lengan kiri Nathala terasa pegal dan sakit.

Harlan menggembuskan nafasnya. Perlahan ia membantu Nathala yang hendak duduk sembari berdandar dikepala ranjang.

" apa ada yang sakit hm ? " tanya nya saat membatu Nathala mendudukkan diri dan mengambil beberapa helai rambut untuk diselipkan dibelakang telinga wanitanya.

Nathala menatap Harlan yang amat sangat dekat denganya. Bahkan nafas hangatnya dapat ia rasakan tengah menyapu kulit pipinya.

" tidak, hanya sedikit pusing " jawabnya dan mengalihkan padangan.

Harlan mendudukkan tubuhnya ditepi ranjang saat mendapat jawaban dari wanitanya. Perlahan ia mulai menggenggam tangan mungil wanitanya. Mengelus tangan itu lembut dan menatap mata Nathala dengan tatapan penuh dendam.

" akan ku pastikan aku membalas perbuatan orang yang telah membuatmu terluka! " ucapnya tegas.

" akan kubuat dia tersiksa dan memohon dibawah mu baby " lanjutnya lagi dengan seringaian iblisnya.

Nathala yang mendengar pertanyaan Harlan hanya bisa menelan ludahnya dengan susah payah. Pikirannya kini sudah dipenuhi berbagai macam siksaat yang mungkin akan Harlan lakukan pada seseorang yang telah menyakitinya.

...

PLAKK!!

" BODOH! "

Umpat seseorang setelah dirinya berhasil melayangkan satu tamparan dipipi yang sudah dipenuhi air mata itu. Orang itu tampak marah setelah mengetahui bahwa mangsanya telah mati em ralat kabur dari kungkuhannya.

" kau memang bodoh Serra! Tidak berguna dasar j*lang murahan!! " amuknya lagi dan menendang tubuh penuh luka itu dengan keras.

BUGH!! ( author gatau suaranya angep aja kek gitu yaa ).

Lina-ia menatap anak buahnya yang tengah menyaksikan perbuatannya pada Serra tak terkecuali Haris tangan kanannya.

Lina menatap dengan penuh amarah. Menatap satu persatu anak buahnya dan tatapannya terhenti pada Serra yang masih terduduk dilantai.

" siksa dia! Ingat jangan pernah membuatnya mati selain aku yang membunuhnya! " perintahnya tegas dan diangguki oleh beberapa anak buahnya.

Serra menatap terkejut pada tuanya. Ia berusaha memohon dan terus memohon agar diberi ampunan.

" tidak! Aku mohon ampuni aku! Aku berjanji akan melakukan perintah dengan benar! " teriaknya sembari menatap penuh harap.

Lina seolah tuli akan triakan itu ia menatap Haris dan berjalan meninggalkan ruang itu dengan penuh amarah.

" tuan! Aku mohon! " serunya lagi dan lagi.

Haris menatap Serra yang masih berteriak meminta ampunan. Ia menatap anak buahnya sebelum meninggalkan ruang tersebut mengikuti Lina-tuanya.

...

" sesuai dengan apa yang tuan perintahkan "

" hm... Baiklah "

Panggilan terputus secara sepihak. Dengan segera Haris memasukkan telepon genggamnya kedalam saku celananya dan berjalan menuju ruang tuan kesayangannya.

Tok... Tok...

Ia perlahan mengetuk pintu ruang tuanya berada dan segera memasuki ruangan tersebut.

Dilihatnya sang tuan yang tengah menutup matanya dengan dada yang naik turun menahan amarah. Tanganya mengepal kuat hingga urat kecil ditangan wanita itu mulai terlihat.

Secara perlahan Haris mendekati tuanya. Ia menggenggam tangan tuanya untuk mencoba menenangkannya.

Lina membuka matanya saat tangan hangat nan besar menggenggam lembut tangan miliknya. Ia menatap sang empu dan dibalas dengan senyum manisnya.

" aku lelah, rencanaku kini gagal-"

Menghembuskan nafas sejenak sebelum akhirnya ia melanjutkan ucapanya.

" aku tak tau harus memulainya dari mana lagi ? Otakku sudah sangat lelah hingga aku tak dapat berfikir lagi " lanjutnya yang mulai mengeluarkan isak tangis.

Haris meraih dagu Lina, mengusap pipi yang telah basah karna air mata itu dengan lembut.

" apa kau lupa? kau masih memiliki ku disini " balasnya dan tersenyum manis.

...

Hai - hai👋
Apa kabar nii?? Semoga selalu baik deh
Btw maaf baru up lagi banyak masalah hidup soalnya wkwkw
Padahal ga kan author ga ilanh tahun ya? Tapi tiap hari dikasih kejutan mulu wkwk becanda🙏🙏
Segitu dulu deh, btw jangan baper sama sikapnya Haris dia mah buaya wkwk.
Babay gusy...

THANK YOU

You are mine !!  [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang