BAB 41

2.6K 134 8
                                    

HAPPY READING
.
.
.
.
.


" Haha lihatlah mah, mamah terlihat lucu dengan bando kelinci ini haha " Tawa Nathala meledak saat sang ibu mengenakan sebuah bando bertelinga kelinci miliknya.

" Hahaha " Tawanya semakin meledak saat sang ibu yang lagi - lagi berulah hal konyol hingga ia tak dapat berhenti tertawa melihatnya.

Sungguh hari ini Nathala terlihat begitu bahagia. Ia bercerita banyak sekali hal bersama sang ibu dan dengan senang hati pula sang ibu mendengarkannya.

" Em, mamah " Panggil Nathala saat tawanya sudah mulai mereda.

" Iya sayang, kenapa ? " Balas sang ibu.

Kanindya Akselan- perlahan ia mengelus rambut panjang putri semata wayangnya itu dengan lembut dan penuh kasih sayang.

Ia menatap punggung tangan putrinya itu dan menggenggam nya, menunggu kelanjutan dari panggilan Nathala.

Hingga tanpa sadar air mata Nindya jatuh dipunggung tangan putrinya.

Nathala yang mengetahui sang ibu menitihkan air mata pun langsung menatap nya.

" Mah, kenapa mamah nangis ? " Tanya Nathala yang hanya dibalas gelengan dan senyuman sang ibu.

" Bohong, kalo ga papa terus kenapa mamah nangis ? Em, mamah ga suka ya ketemu Fara ? " Tanya Nathala lagi.

" Eh, ko ngomong nya gitu si, mamah tuh ga papa sayang malahan mamah seneng banget ketemu kamu, saking senengnya sampe mamah nangis bahagia nak " Jelass Nindya menepuk punggung tangan Nathala pelan.

Nathala yang mendengar itu pun tersenyum dan langsung memeluk sang ibu.

" Sebenarnya Fara pengen pulang ma, Fara ga suka disini tapi Fara takut kalo Harlan marah jadi Fara cuman bisa pasrah " Ucapnya dengan masih memeluk tubuh ibunya.

" Mungkin maksud Harlan itu Harlan gamau jauh - jauh dari kamu dan gamau kamu terluka diluar sana apalagi diluar sana kan bahaya sayang, jadi nurut aja ya anak mamah paling cantik " Jawab Nindya dengan sedikit gurauan.

Nathala melepaskan pelukannya. Ia menatap sang ibu dengan bibir mengerucut dan tangan yang dilipat didepan dada.

" Tapi kan Fara juga pengen kayak orang - orang mah, Fara pengen kayak dulu bisa apa aja sekarang aja mau pergi keluar ga boleh Fara kan juga bosen " Balas Nathala.

Nindya hanya tersenyum dan mengelus rambut panjang putrinya.

Ceklek...

Pintu kamar Nathala terbuka memperlihatkan pria dengan sedikit uban dirambutnya yang tak lain adalah ayah Nathala.

Laksan tersenyum saat melihat Nathala yang tengah mengerucutkan bibirnya lucu.

" Putri cantik ayah kenapa ? " Tanya Laksan saat sudah menutup kembali pintu kamar Nathala dan berjalan mendekati istri dan putrinya.

" Ayah Fara ingin pulang, hiks... hiks " Balas Nathala dengan isak tangis manjanya.

Laksan tersenyum dan memeluk tubuh Nathala, mengelus rambut panjang putrinya itu.

" Ayah minta maaf ya sayang ini semua karna ayah " Ucap Laksan.

You are mine !!  [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang