BAB 17

4.9K 229 3
                                    

Hati - hati typo bertebaran!!

Happy Reading
.
.
.
.
.

Pagi yang cerah dengan matahari yang memaksa masuk diantara celah jendela mencoba untuk mengusik seorang gadis yang tengah terlelap dengan selimut yang menutupi hingga lehernya.

Cup...
Cup...
Cup...

" emh " lenguhnya kala sebuah kecupan terus mendarat dipipi gadis itu.

Enggan untuk bangun gadis itu menutup selimutnya hingga menutupi seluruh tubuhnya. Hingga tiba - tiba ia mulai berteriak histeris.

" Aaaa!! Jangan!! " triaknya dan mencoba menjauh dari sentuhan pria itu.

Gadis itu mencoba bangkit dan mencari barang apa saja yang bisa ia lempar.

Pyarr!!

" pergi!! " sentaknya dan terus melempar barang yang bisa ia gapai.

Badannya bergetar hebat kala pria itu terus berusaha mendekat dan meyentuhnya bahkan keadaanya mungkin dapat dibilang gila.

" hey baby " ucap Harlan lembut saat berhasil menggenggam kedua tangan Nathala yang hendak melempar sebuah gelas kaca padanya.

" lepas! Pergi sialan! " berontak Nathala yang sudah seperti orang kesetanan.

" hey baby dengarkan aku " ucap Harlan berusaha sabar dan terus bersikap lembut.

" hiks hiks please jangan lagi kumohon " ucapnya yang mulai melemah.

Harlan meraih tubuh itu dan memeluknya erat. Pria itu memeluknya seolah Nathala tak akan kembali besok.

Harlan mengusap rambut Nathala lembut dan sesekali mengcup pucuk kepala gadis itu. Ia berusaha untuk menenangkan Nathala dengan sabar dan lembut.

Nathala tampak sudah tenang dalam pelukan itu. Tanpa Harlan sadari gadis itu telah tertidur kembali.

30 menit berlalu masih dengan posisi yang sama dimana Harlan dengan lembut memeluk tubuh lemah Nathala yang tengah tertidur pulas.

Perlahan ia melepaskan pelukan itu dan meletakan tubuh Nathala diatas ranjang dengan hati - hati dan dengan lembut ia menarik selimut hingga sebatas leher gadis itu.

Tangan Harlan menyingkirkan anak rambut yang menutupi wajah cantik Nathala. Ia mengusap lembut pipi Nathala dan perlahan mendekatkan dirinya untuk mengecup pipi itu.

" aku tak tau kenapa kau bisa semarah ini " ucapnya pelan setelah menegakkan tubuhnya dan melangkah pergi dari kamar itu.

...

" Berishkan kamar gadisku tanpa membangunkan gadisku! " titahnya pada para maid yang menunduk hormat padanya.

Para maid mengangguk patuh dan segera melaksanakan perintah tuanya atau nyawa merekalah yang akan jadi taruhannya.

Dengan langkah lebar Harlan berjalan menuju ruang pribadinya. Membuka pintu dan menutupnya dengan kasar.

" hal apa yang membuat saudaraku bisa semarah ini ? " tanya Harald yang terkejut.

Harlan menatap Harald dengan tajam.

" kenapa kau selalu masuk ruanganku tanpa ijin?! " marah Harlan kesal.

" hih dasar lebay aku hanya menumpang tidur " balasnya dan merebahkan kembali tubuhnya diatas sofa.

Harlan yang kesal pun dengan tak berperasaan menyeret tubuh Harald untuk keluar.

" dasar jahanam! " umpat Harald dan menendang kaki kakak kembarnya dengan kesal.

" akh brengsek kau! " balas Harlan yang hendak membalas perbuatan adiknya tetapi ia urungkan ketika suara ketukan pintu mengalihkan perhatian mereka berdua.

Tok... Tok... Tok...

Dengan kasar Harlan mendorong tubuh Harald hingga sang empu terududk diatas lantai dengan wajah melasnya.

Cklek...

Pintu terbuka menampilkan maid dengan ekspresi takutnya. Harlan menatap maid itu dengan datar.

" m-maaf tuan s-saya hanya ingin menyampaikan bahwa no- " ucapanya terhenti ketika Harlan mendorong tubuh maid itu dengan kasar.

Dengan langkah lebarnya Harlan berjalan cepat menuju kamar Nathala. Ia tak perduli apa yang ingin diucapkan maid itu tadi ia akan segera berlari ketika ia mendengar nama gadisnya disebut.

Brak...

Pintu terbuka lebar menampilkan Nathala yang masih berteriak seperti orang gila.

Harlan menyuruh para maid keluar dan biarkan dialah yang menenangkan gadis itu.

Perlahan tapi pasti Harlan mendekat kepada Nathala mencoba berbicara lembut padanya.

" pergi! " sentak Nathala yang tak peduli siapa orang dihadapannya ini.

Dia terus berteriak memaki, mengumpat, bahkan menyuruh siapapun untuk pergi.

" brengsek kau! Pergi bodoh! " ucap Nathala lagi.

Nathala memudurkan tubuhnya hingga menabrak kepala ranjang, ia tersenyum lemas dan mengeluarkan pisau kecil yang ia dapat dilaci meja.

" Nathala letakkan! " suruh Harlan yang terkejut akan tindakan Nathala.

Nathala tersenyum remeh kemudia tertawa.

" kau mau ini ? " tanyanya mengangkat pisau itu.

Harlan diam tak menjawab dan mencoba mendekat tetapi pergerakannya terhenti ketika gadis itu justru mengarahkan pisau itu pada lehernya sendiri.

" aku memang tak seharusnya hidup! Aku lelah dengan dunia! Jika aku tau aku akan seperti ini aku tak akan pernah lahir! " ucap Nathala sebelum tubuhnya ambruk melemas dengan Harlan yang sudah seperti orang kesetanan yang berteriak kesana kemari.

Hai semua 👋
Apa kabar nii?? Maaf ya udah ga up kemarin karna aku lagi capek nugas terus, jadi mungkin untuk info aja kalau kali ini bakalan jarang pake banget buat up jadi yang nunggu part selanjutnya mohon sabar yaa.

Oh iya btw gimana nii lomba ditempat kalian? Pasti seru dong
Btw kalo menang jangan lupa bagi - bagi hadiahnya hahah.

Jangan lupa juga buat follow akun ig author dan juga akunya si Harlan

Author : @moza_izzaa
Ig Harlan : @harlan_stanly

THANK YOU

You are mine !!  [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang