BAB 2

13K 517 8
                                    

Jika ada typo mohon diberi tanda🙏

HAPPY READING
.
.
.
.
.


Tiga hari berlalu setelah apa yang terjadi malam itu membuatnya semakin dekat dengan ibu Niam, hampir setiap Nathala pulang dari kampusnya ia selalu mampir untuk bertemu ibu Niam.

" Ibu Nathala pulang dulu udah mau gelap besok Nathala main lagi " pamit Nathala pada Niam dengan senyum yang tak pernah luntur sedari tadi.

" Iya nak hati - hati disini kampung sepi " peringat Niam karna jujur ia takut Nathala kenapa - napa karna ia sudah menganggap Nathala seperti putrinya sendiri.

Nathala menganguk sebagai jawaban dan mulai berjalan menjauhi rumah Niam.

" Kapan kau akan membawanya ? " tanya seseorang kepada kakak kembarnya.

" Ntahlah apakah aku harus membawanya hari ini atau besok ? " tanya sang kakak yang pasti sang adik sudah tau jawabannya.

Sang adik kembar pun meninggalkannya seorang diri diruang yang minim penerangan.

Hanya ada satu komputer yang tengah memperlihatkan seorang gadis yang berjalan seorang diri disebuah gang sepi.

Tanpa babibu sang kakak pun segera bangkit dan keluar ruangan dengan hoddie hitamnya.

" Semoga berhasil Harlan " ucap sang adik kembar kepada sang kakak yang tak lain bernama Harlan Stanley.

" Hm " balas Harlan dengan dehemannya.

10 menit berlalu, Harlan tersenyum saat mendapati bahwa gadisnya tengah berjalan dengan senyum lebar.

Tanpa basa basi Harlan keluar dari mobil hitam miliknya.

DUGH...

Ia, memukul  kepala belakang gadisnya membuat gadis itu jatuh tersungkur. Harlan berjongkok menatap Nathala, dengan senyum miringnya ia meraih rahang Nathala menatap mata gadis itu yang perlahan mulai tertutup.

" Beautifull " Ucapnya pelan dan menggendong tubuh mungil itu.

🍷🍷🍷


" Kapan dia sadar ? Sudah hampir 2 jam dia pingsan " tanya sang adik kembar kepada Harlan.

Sedangkan sang empu hanya menatap gadisnya dengan datar tanpa ada rasa bersalah sedikitpun.

" Keluar dari kamarku Harald Stanley " ucap Harlan dingin kepada saudara kembarnya yang tak lain adalah Harald Stanley.

" Huhhh " Harald menghembuskan napas dan keluar dari kamar sang kakak padahal ia masih ingin menunggu gadis yang membuat kakaknya jatuh hati itu sadar tapi saudara kembarnya selalu saja mengusirnya.

Setelah Harald pergi Harlan bangkit dari kursi dan mendekati gadisnya yang terbaring diranjang miliknya.

" Hey! wake up baby i want to hear your voice " bisik Harlan tepat ditelinga Nathala.

Harlan mengusap pipi mulus Nathala dengan lembut bahkan sesekali ia mengecup pipi tirus itu.  Malam telah berlalu kini matahari lah yang akan menggantikan posisi bulan.

Nathala perlahan mulai membuka matanya sinar matahari perlahan memasuki indra penglihatannya. Hingga ia sadar dan betapa terkejutnya setelah melihat sebuah tangan yang melingkar di pinggang rampingnya.

Ia menoleh ke kanan dan mendapati seorang lelaki dengan wajah tampan tengah tertidur pulas.

" Apa - apaan ini ?! kenapa aku bisa tidur disini ?! dan dimana ini ?! " batin Nathala penuh tanya.

Jujur ia sangat terkejut dan marah setelah mengetahui ia tidur seranjang dengan seorang lelaki yang bahkan tak ia ketahui. Saat hendak melepaskan pelukan tangannya pria itu semakin mengeratkannya.

" No baby stay like this " ucapnya serak khas bangun tidur.

" Lepaskan aku!! " berontak Nathala dan mencoba melepaskan pelukan lelaki itu tetapi tiba - tiba saja lelaki itu bangkit dan merubah posisinya menjadi diatas Nathala.

" Mencobalah untuk menurut baby " ucapnya seraya mengelus pipi Nathala lembut.

Nathala hanya diam sungguh ia takut saat ini sampai tiba - tiba pintu kamar terbuka lebar dan terlihat seorang lelaki yang berwajah mirip dengan lelaki di hadapannya.

" Oh, maaf mengganggu waktumu tapi Harlan kau mendapat telfon dari seseorang " ucap saudara kembarnya Harald.

" Tidak bisakah kau mengetuk ? " Harlan berucap seraya bangkit dari atas tubuh Nathala dan berjalan mendekati Harald dengan ekspresi datar.

Nathala yang bingung pun hanya diam melihat kedua saudara kembar itu. Sungguh ia masih bingung dan bahkan susah untuk membedakan mereka berdua karna mereka benar - benar mirip.

Setelah urusan Harlan dengan Harald selesai ia kembali memusatkan pandangannya kepada gadisnya, Nathala. Jujur saja Nathala takut ditatap seperti itu, rasanya seperti ingin ditelan hidup - hidup. Harlan melangkahkan kakinya mendekati Nathala dan mendudukan dirinya ditepi ranjang.

" Are you afraid of me baby ? " tanyanya yang terus menatap Nathala.

Nathala yang bingung ditanya seperti itu pun hanya diam bahkan ia tak berani menatap wajah Harlan sungguh ia takut.

Harlan menarik dagu Nathala " Aku tak suka melihatmu menunduk " ucapnya dingin.

Nathala menatap mata itu dengan rasa takut, sungguh Nathala takut ketika menatap mata itu mata yang begitu tajam bahkan mendominasi.

Harlan tersenyum miring ketika gadisnya menurut ia mengusap pucuk kepala Nathala dengan lembut.

" Bangunlah dan segera bersiap untuk turun " perintah  Harlan yang masih setia mengusap pucuk kepala Nathala. Nathala menganggukan kepala sebagai jawaban.

CUP

Nathala terkejut ketika Harlan mengecup bibirnya secara tiba - tiba sedetik kemudian telinga Nathala memerah.

" Aku ingin mendengar suaramu " ucap Harlan dengan posisi yang cukup dekat.

" i - iya " jawab Nathala gugup.

Setelahnya Harlan bangkit dan meninggalkan kamarnya. Ia, akan memberikan waktu untuk gadisnya bersiap setelah itu ia akan memberikan sebuah kejutan untuk gadisnya.

...

Gimama suka gak??? Kira - kira kejutan apa ya yang balak Nathala dapat dari Harlan??

Jangan lupa vote dan comment ya biar author tambah semangat nulis🙌

Jangan lupa juga buat follow akun ig author yaa

Author : @mozaleraa_


Thank you

You are mine !!  [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang