~ 12 SKORS ~

1.8K 138 7
                                    

Hujan yang berguna pun terkadang disalahin, bagaimana denganku?

_______________

_______

___

Happy reading
Tandai typo

Setelah mendapat kabar bahwa Xander masuk ruang bk para inti geng Rovier mulai berkerumun didepan ruangan tersebut mengintip sang ketua yang lagi diberi siraman kolbu oleh bu Siska.

Varo yang berada di atas punggung Diego berusaha mengintip melalui ventilasi dikarenakan jendela dan pintu dikunci rapat dari dalam.

"Gimana Var? Tanya Diego tertekan menahan beban tubuh Varo

"Di dalam ada bu siska, bang Xander, Daniel juga ada"

Sepertinya kesalahan mereka telah mempercayai bayi itu untuk menjadi penunjuk.

"Bukan gitu maksudnya kalau itu juga gue tahu" sungut nya

"Terus gimana?"

"Lebih terperinci Var" ujar edgar dari bawah

Varo mengangguk patuh.

"Bu Siska pake baju warna coklat roknya item. Terus bang Xander pake seragam...

Dan bla bla bla bukan gitu maksudnya babi e-eh bayi.

"Turun! " kesal Diego, encok sudah punggungnya.

Varo merenggut merasakan kaki nya kembali menyentuh tanah padahal lagi enak berasa terbang.

"Lo aja Edgar yang naik" titah Kenzo

Mendengar hal itu membuat Diego menggeleng ngeri, punggungnya rasanya sudah encok ditimpa Varo sekarang mau diberi beban lagi?.

"Ayo Go angkat gue" Edgar menatap menyebalkan Diego membuat pemuda itu rasanya ingin langsung menggaplok muka burik milik teman laknatnya itu

"Kok gue lagi sih?! beban hidup gue udah berat mau lagi lo tambahin " gerutunya tak terima sedikit mendramatis.

"Halah bacot buruan"

"Tega kamu mas" Diego menepuk-nepuk dada nya seakan merasakan sesak

"Bang Diego ngapain? Keselek? " bingung Varo melihat tingkah Diego

"Keselek takdir Var" haru nya berpura pura mengusap air matanya.

"Dih najis" Kenzo bergidik

Disamping tingkah gaje inti geng Rovier itu didalam justru kondisi terlihat tegang. Kedua murid yang menjadi biang kerok kali ini ditatap tajam oleh bu Siska. Lain halnya dengan Daniel yang menunduk patuh Xander justru bersikap acuh dengan tatapan itu. Toh, ia merasa tidak berbuat kesalahan apa apa disini.

"Siapa yang memulai keributan ini? " Bu Siska mulai mengintimidasi.

"Dia bu"

Daniel dengan cepat membuka suara membuat Xander mendelik tajam padanya.

Bu Siska memijit pangkal hidungnya pelan, benar-benar tidak mengerti dengan anak didiknya yang satu ini kalau bukan bolos yah berantem sekalipun mungkin sehari tidak masuk ruang bk pasti anggota geng Rovier yang lain yang menggantikan nya.

"Ibu benar benar capek liat kamu Xander" frustasinya

"Sama "

Sabar...sabar memang gini kalau meladeni Xander

"Kenapa kamu lakuin itu?

"Karena gue mau" entengnya

Daniel yang mendengar nya lantas merotasi kan matanya malas emang berandalan!
Kalau saja ia tidak ingat bu siska berada disana sudah bisa dia pastikan perang Dunia akan terjadi lagi.

Xander (End) Where stories live. Discover now