~ 29 HUJAN ~

1.1K 100 5
                                    

Pakabar brey

Masih ngikutin cerita ini?

Kalau suka, share cerita ini ke teman teman kalian

Jangan jadi seaders dong vote and komennya jangan lupa

Perlakuan kecil kalian itu sangat berdampak besar ama cerita ini

Happy reading
Tandai typo

_________________

________

__

Bahkan hujan pun tau kapan waktunya ia turun

Disaat temannya sibuk mengantar Aletta ke rumah sakit, Varo justru sekarang berada si depan ruang BK berjalan mondar mandir disana menunggu Kiara yang disidang di dalam.

Memory tentang kejadian tadi terus terulang dibenaknya, bukannya ia tidak peduli dengan keadaan Aletta hanya saja hatinya justru lebih sakit melihat bagaimana terpuruknya Kiara sekarang bukan hanya menjadi bahan gunjingan para siswa melainkan juga dijadikan bahan ejekan orang orang.

"

Kalau Aletta kenapa napa gimana?!"

"SISWA NGGAK NGOTAK MACAM APA KAMU!!"

Hampir setengah jam lamanya Varo hanya berdiri menunggu disana mendengar semua bentakan Pak Maman pada Kiara. Hanya dengan mendengarnya saja ia bisa merasakan betapa sulitnya situasi ini bagai Kiara, apalagi mengingat Aletta adalah anak pemilik dari sekolah ini tentu  konsekuensi yang akan diterima Kiara akan menjadi lebih berat.

Ceklek

Pintu ruangan itu akhirnya terbuka hingga memperlihatkan sosok gadis yang baru saja keluar dengan wajah tertunduk. Hati Varo berdenyut nyeri melihat keadaan Kiara, tidak ada yang baik baik saja. Bulir bulir air matanya masih tergenang disana yang kapan saja bisa kembali tumpah, rambutnya yang acak acakan akibat aksi jambakan Aletta tadi masih belum juga diperbaiki serta baju yang basah kuyup akibat tindakan bully orang orang membuat Varo perlahan mendekati gadis itu.

"Ara nggak papa?" Tanya Varo pelan

Menyadari Varo ada disana buru buru Kiara menghapus jejak air matanya yang kembali luruh kemudian menyembunyikannya dengan cara memaksa dirinya untuk tersenyum.

"Varo kok disini?" Bukannya menjawab Kiara justru melontarkan pertanyaan lain pada Varo. Seingatnya sekarang udah waktu pelajaran masuk, tapi kenapa pemuda itu masih keluyuran diluar?

Baru saja hendak buka suara, dua orang gadis tiba tiba melintas didekat mereka.

"Ciaelah paling juga caper" ucap salah satunya

"Mending jauhan deh Var, entar polos lo ilang deketan ama cewek ganjen itu" ngeri mereka.

Mendengarnya membuat Kiara meremat kuat rok sekolahnya namun sebisa mungkin terlihat agar tetap tegar

"Varo aku duluan ya" ucapnya langsung beranjak tanpa menunggu persetujuan dari Varo

"Tapi Ar..

Xander (End) Where stories live. Discover now