~19 TEROR? ~

1.8K 162 7
                                    

Pakabar brey

Masih ngikutin cerita ini?

Share cerita ini ke bestie bestie kalian

Sesuai janji gue komen terbaik part sebelumnya jatuh pada akun

Luvvvvvv_k

Thanks juga buat support yang lainnya

Berlaku buat part" selanjutnya yah

Janlup spam komen and vote berikutnya

Aku yang terlalu sibuk pada luka ini hingga tak sadar luka terbesarku ada pada dirimu

________________

_______

__

Happy reading
Tandai typo

Pecahan pecahan kaca yang berhamburan serta coretan kasar dari pilox yang bertuliskan Triox terlihat di berbagai penjuru dinding markas geng Rovier

Terlihat pula bagaimana raut anggota geng Rovier yang terdiam takut sedikit menunduk melihat urat urat leher Xander menegang marah, tangan pemuda itu mengepal kuat

Bugh braakkhh

"Triox sialan!"

"Bangsatt!!"

Seperti kehilangan akal sehatnya Xander menghamburkan seluruh perabot yang ada didepannya

"Sialann lo Leon!"

Edgar dan Diego mencekal kedua tangan ketuanya berusaha meredam amarah Xander yang kembali tak stabil

"Tenang Xan oke" ujar Edgar

"Tarik nafas lo, kapan kapan aja buangnya" sambung Diego nggak paham situasi

Kenzo menggelengkan kepalanya melihat situasi itu emang kegoblokan temannya itu murni dari inti sari. Tak sengaja netra mata Kenzo menangkap kertas yang tergeletak dilantai membungkus batu, sepertinya sengaja dikirim sekaligus untuk memecahkan kaca jendela markas mereka?

Alisnya menukik menggambarkan ketidaksukaannya ia melihat isi kertas itu

"Xan liat?" Kenzo memberikan secarik kertas itu

Apapun milik lo bakal jadi milik gue!

Tangan Xander meremat kuat kertas tersebut. Semua juga tahu tingginya obsesi Leon pada hal hal yang disukai Xander, ibaratnya pemuda itu tak akan membiarkan secuil kesenangan yang dirasakan oleh Xander tak dirasakan olehnya juga

"Parah sih obsesinya tuh kunyuk" heran Edgar ikut membaca kertas itu

"Jangan jangan Leon belum bisa move on dar...awws

Dug

Edgar menyikut kuat pinggang Diego menyadari kalau perkataan Diego itu akan memperkeruh suasana yang ada

"Nggak usah diungkit tolol" bisik Edgar tajam

Diego menggaruk pelipisnya "hehe iye lupa"

Xander (End) Where stories live. Discover now