~ 34 TENTANG VERREN ~

1.2K 122 6
                                    

Pakabar brey?

Masih ngikutin cerita ini

Share ke teman teman kalian kalau suka

Jangan jadi seaders dong ayo vote and komen sebanyak-banyaknya

Happy Reading
Tandai typo

___________________

_________

__

Berita tentang kematian Varo seakan menjadi penutup kekacauan selama ini. Aletta dan Daniel Bahkan tak pernah memunculkan batang hidung Mereka lagi setelah semua Kelakuan buruk mereka tersebar di penjuru sekolah, entah siapa yang sudah membocorkannya? Tidak ada lagi kata pembullyan di hidup Kiara, orang-orang semakin segan padanya melihat makin hari gadis itu makin dekat dengan Xander dkk bahkan diperlakukan sebagai Ratu bagi anggota geng Rovier lainnya.

Tidak ada usaha lagi dari Xander untuk menahan Aletta yang pergi dari rumahnya, mungkin hanya ayahnya yang berulang kali memohon agar Aletta kembali ke rumah dan mencarinya.  Namun, hal itu tetap ditolak oleh Aletta yang mulai sekarang memilih tinggal sendiri dan membuat alur baru di hidupnya.

Terhitung pula sudah seminggu Verren berada di Singapura, mengurus acara pemakaman Varo disana sekaligus berkumpul dengan keluarga besarnya yang hampir semua menetap di negara itu. Mata sipit Varo dan Verren pun didapatkan dari keluarganya yang ada di sana yang memiliki darah percampuran Korea namun menetap di Singapura.

Pemuda berjaket hitam yang Senada dengan topinya itu, terhenti sejenak di ambang pintu masuk kelasnya melihat secara kebetulan Tiga orang gadis juga berdiri di sana. Sembari memperbaiki letak ranselnya yang sedikit mengendur dari sebelah pundaknya, Verren  membalas tatapan Gadis itu yang juga melihatnya.

"Pagi Ver" sapa Syarat manis, menjadi  salah satu cara yang biasanya ampuh untuk mendapatkan hati seseorang, walaupun ia tahu di depannya itu bukan Pemuda biasa.

Memilih menggantungkannya sejenak, Verren berbalik menatap Kiara yang berada disebelah Zey. Yang sepertinya hendak mengatakan sesuatu?

"Makasih buat semuanya, maaf juga aku pernah salah paham" ucap Kiara to the point, tahu betul kalau Verren tak suka basa basi. Sepertinya hampir semua anggota geng Rovier benci basa basi. Tentunya selain budak setan seperti Diego dan Edgar.

Sekali deheman pemuda itu menjawab kedua ucapan gadis itu. Bagi Verren berdehem adalah salah satu cara yang paling disukainya, selain tak menghabiskan banyak waktu menurutnya itu darah yang paling sopan untuknya ketimbang ia langsung melengos begitu saja.

Verren berjalan menuju kursinya yang berada paling pojok, sepi. Tidak ada lagi penghuni yang biasanya duduk di sebelahnya yakni Varo. Pemuda itu menghela nafas sebentar, memasang headset ditelinga nya kemudian mulai memejamkan matanya menyelami dunia khayalan nya sendiri yang seakan lebih indah daripada yang nyata. Siswa-siswa lain yang sebenarnya sudah terbiasa dengan hal itu kembali menetapnya, nih orang niat sekolah nggak sih?

"Alverren Abra Zhygwen, hadir apa nggak?!"

Karena volume musik yang tengah didengarnya mungkin terlalu besar, Verren bahkan tak mendengar sama sekali suara Pak Maman yang berulang kali memanggilnya.

Xander (End) Where stories live. Discover now