~ 22 AKHIR ~

1.4K 141 11
                                    

Pakabar brey

Masih ngikutin cerita ini?

Kira kira bagusnya aku up tiap hari apa?

Spam komen dan vote sebanyak banyaknya

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian

Belajarlah memiliki sebelum kehilangan yang menjelaskan

____________

____

_

Happy reading
Tandai typo


Plak

Satu tamparan melesat dipipi mulus Aletta, setelah mendapat kabar Xander masuk Rumah Sakit tanpa menunggu penjelasan lebih dari Aletta, Ibu dari gadis itu sudah memberi kesimpulan sendiri. Ini sudah berulang kali ia mendapatkan kabar seperti itu, walau ia memang tau putranya itu selalu tawuran dan mengikuti kegiatan geng-geng nya itu tapi tentu ia sudah hapal betul jika Xander berakhir di Rumah Sakit seperti sekarang, itu pasti karena telah menyelamatkan Aletta.

"Kamu sadar nggak sih?! Selama ini kamu taunya nyusahin keluarga ini aja?"

"Bisa sehari aja kamu nggak buat masalah?"

"MOMMY CAPEK TAU LIAT KAMU ALETTA"

Aletta memegangi pipinya yang terasa kebas "M-maaf Mommy"

Kalau saja Miquel yakni Ayah Xander tidak datang tepat waktu untuk melerai mereka mungkin masalah ini akan terus berkelanjutan. Pria paruh baya itu menarik tangan istrinya lembut.

"Udah kasian Aletta"  bujuknya berusaha meredam emosi wanita itu.

"Ini semua karena kamu juga selalu ngemanjain dia! Liat sekarang dia tumbuh jadi pribadi yang taunya nyusahin aja!!"

"Aletta masuk kamar" titah Miquel tak ingin putrinya itu mendengar lebih lanjut pertengkaran mereka.

Aletta membanting pintu kamar Ayahnya, entahlah ia memang lebih selalu memilih tidur di kamar Ayahnya jika sudah mendapat perlakuan seperti itu dari Mommy nya.

"DIA ANAK KAMU JUGA!"

"Kamu nggak bisa seenaknya cuman peduli sama Xander!"

Aletta menutup telinganya rapat-rapat, kala suara pertengkaran kedua orang tua nya masih saja terdengar. Gadis itu menangis sesegukan, ia juga tak ingin menjadi beban keluarganya tapi tidakkah orang tua nya itu tau kalau dia juga cuman korban?

Aletta mengusap kasar air mata yang membasahi pipinya, matanya tiba - tiba saja melihat sebuah map yang berada di bawah ranjang Ayah nya tergeletak begitu saja, entah mendapat dorongan darimana tapi hatinya merasa ada yang tidak beres dalam map.

Nafasnya tercekat melihat tulisan yang ada di map itu bertuliskan nama lengkapnya "Aletta Pricilla Syila". Walau sudah merasa was-was, Aletta tetap membuka isi map itu. Matanya yang sembap mulai membaca sederetan kalimat yang tertera disana, hingga tak terasa semakin lama cengkramannya pada kertas itu semakin kuat membuat kertas itu lusuh, digigitnya bibir bawahnya kuat meanahan air matanya yang mulai menggenang dipelupuk matanya, dadanya terasa dihimpit sesuatu yang berat ketika takdir memberikan sesuatu kenyataan pahit lagi dihidupnya, yang diketahuinya oleh kertas itu yang menjadi saksi kalau dunia ini memang tak pernah adil.

Xander (End) Where stories live. Discover now