~ 39 MAAF ~

1K 87 7
                                    

Pakabar brey?

Masih ngikutin cerita ini

Share ke teman teman kalian kalau suka

Jangan jadi seaders dong ayo vote and komen sebanyak-banyaknya

Happy Reading
Tandai typo

___________________

_________

__

Lebih baik aku tidak pernah merasakan kesenangan daripada harus berurusan dengan yang namanya kesedihan

Pandangan yang semakin memburam membuat Xander menatap nanar pintu balkon Kiara yang telah tertutup.

Hawa malam kala itu yang menusuk ditemani dengan ribuan tetes air hujan yang akhir-akhir ini memang lebih sering menjatuhkan dirinya membuat tangan Xander yang memegang knop pintu sedikit bergetar kedinginan.

Suara tangisan pilu dari dalam kamar tersebut sedikit menyadarkan diri Xander yang tengah dikuasai alkohol walau tak sepenuhnya namun dapat ia rasakan hatinya meringis ngilu mendengarnya.

Tak berpikir panjang lagi pemuda itu langsung menerobos masuk melewati pintu tersebut yang memang dalam keadaan tak terkunci, shit kebiasaan! Membuat seorang gadis yang tadinya duduk di tepi kasur dengan posisi membelakangi pintu tersebut ini berbalik terperanjat.

"K-kiara" panggilnnya bergetar

Tubuh yang basah kuyup, mata sayu, serta bawa alkohol yang tiba-tiba menyeruak di hidungnya akibat kedatangan pemuda itu membuat benang Kiara tiba-tiba kosong hanya ada satu pertanyaan yang terlintas sekarang ada apa dengan pemuda itu?

Namun pertanyaan itu buru-buru ditepisnya, haruskah ia peduli dengan hal itu?

"Ngapain kamu kesini? " tanya Kiara dingin berusaha melupakan tangisannya tadi.

"Masih kurang puas ngerendahin aku? " kecewa nya

Dengan kepala yang seakan ingin pecah, Xander menunduk dalam mendengarnya bahkan sebanyak apapun alkohol yang ia minum tadi belum cukup untuk menghilangkan rasa bersalahnya pada Kiara. Kenapa ia bisa sebodoh ini?!

Kiara tersentak kala Xander tiba-tiba mengambil sebelah tangannya dan dikecup nya penuh arti telapak mungil gadis itu membuat Kiara membisu ditempat nya kala bibir Xander yang dingin menyentuh permukaan kulit nya.

Sadar tak sadar pelupuk matanya kembali memanas diperlakukan seperti itu.

"Maaf maksa tapi gue benar-benar butuh" lirih Xander.

Greepp

Sejurus kemudian Xander memeluk erat tubuh gadis yang masih berstatus sebagai pacarnya itu membuat Kiara semakin tak berkutik ditempatnya bahkan ia sampai melupakan kenyataan kalau piyama tidurnya ikut basah akibat pemuda itu.

"Kak Xander lepas! Ntar nenek aku liat gimana? " resahnya mencoba melepaskan pelukan tersebut dengan mendorong berulang kali dada bidang Xander.

Xander (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang