16. Postingan

590 78 5
                                    

"Undian nomor 214!" seru panitia OSIS

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Undian nomor 214!" seru panitia OSIS.

Aya berteriak senang dan berlari dari kantin saat mendengar itu untuk ke lapangan karena nomor undiannya disebut dan akan mendapat hadiah sepeda dari kepala sekolah. Namun, sialnya seseorang menahan dirinya di sebelah pohon dan merebut nomor undian yang ia pegang.

"Kak Martha! Itu nomer aku!" Aya terus mencoba mengambil nomor undiannya. Martha mendorong tubuh Aya dan ia maju ke depan untuk mengambil sepeda yang kepala sekolah sediakan untuk doorprize HUT sekolah.

Aya menatap Martha dengan tatapan kesal dan sedih. Ia menarik napas dalam dan menahan kekesalannya. Harusnya Aya yang membawa pulang sepeda itu.

"Ih anjir si Martha dapet sepeda dong!" ucap salah satu murid.

Aya memilih untuk pergi dari koridor sekolah dan berjalan menuju taman belakang yang entah mengapa kali ini terlihat sangat ramai. Ia duduk di salah satu kursi.

Martha datang dan melempar sebuah buku tebal ke kepala Aya hingga Aya mengaduh kesakitan.

"Makasih jelek!" kata Martha sambil tertawa bersama Yohana.

Aya berjalan pergi namun Martha dan Yohana menarik seragamnya dan membawa Aya ke halaman belakang sekolah yang di mana terpantau sangat sepi.

"Nggak sopan banget sih!" kata Martha sambil menarik rambut Aya.

"Lepas! Sakit!"

Martha semakin menarik rambut Aya tanpa belas kasihan. Tak butuh waktu lama Jisel dan Sonia datang menghampiri mereka.

"Kamu kemarin beneran nerima perasaan Dikta?" tanya Sonia.

Aya hanya menatap mereka semua dengan nyalang sambil memegangi rambutnya, "Ya! Kenapa kak?"

"Kamu sadar kamu siapa?" tanya Sonia dengan nada suara meremehkan.

"Ya aku sadar."

"Kalau sadar jangan diterima goblok!" seru Yohana.

"Udah gendut! Sok cantik! Goblok pula!" sahut Jisel dan Sonia hanya terkekeh melihatnya.

"Ih sepatu baru ya." mata Yohana tertuju pada sepatu baru Aya yang dibelikan Papa dua hari yang lalu. Yohana langsung menginjak sepatu putih itu. Aya menghindar dan mencoba berlari. Namun Martha kembali menarik kerah seragamnya.

"Lepasin kak!"

"Ngelawan dia."

Plak!

"Kak jangan dirusakin sepatu aku! Kak!" teriak Aya saat Yohana melepas sepatu Aya dengan paksa dan merusaknya menggunakan cutter tajam yang ia bawa.

Kanagara Ayadipta [Yerin - Younghoon] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang