35. Ancaman

342 50 4
                                    

Hari ini Aya sudah kembali bekerja

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hari ini Aya sudah kembali bekerja. Semua menyambut Aya dengan bahagia. Termasuk Lingga yang kali ini banyak bercerita mengenai tawaran pemotretan untuk Aya. Ada tiga pemotretan Minggu ini untuk brand pakaian dan kosmetik yang harus ia kerjakan.

Bersama Lingga, ia menulis konsep juga untuk pemotretan salah satunya. Karena si pemilik brand tidak memberi rincian secara detail dan hanya mengharuskan nuansa cream untuk pemotretan.

"Nanti nggak usah kebanyakan properti, karena ini kosmetik," kata Lingga.

"Iya, aku nurut aja deh, Lingga. Aku nggak paham," balas Aya.

“Hari ini pulang sendiri?” tanya Lingga di sela-sela bekerja.

“Ya, suami aku katanya lembur sampai malam.”

“Bareng aja gimana? Rumah kita juga kayaknya searah,” ajak Lingga dan tentu saja mendapat penolakan dari Aya. Apa kata tetangga jika nanti Aya pulang dengan pria lain. Apalagi Dipta yang sedikit cemburuan. Di rumah juga sudah Dipta pasang CCTV di segala penjuru arah. Takut jika Aya hilang atau terjadi apa-apa.

Dan setiap saat juga, Dipta selalu mengecek CCTV. Bisa-bisa nanti kalau dia pulang bersama Lingga, yang ada mereka perang baratayuda.

“Aku merasa nggak enak nolak kamu. Cuma lebih baik aku pulang sendiri aja. Takut nanti ada berita miring. Maaf, Lingga. Kapan-kapan aja kita makan bareng, aku ajak suami aku juga.”

“Oh gitu ya.”

Mereka kembali melanjutkan pekerjaan sampai pada akhirnya Aya memutuskan untuk pulang di waktu yang sudah ditentukan. Ia memesan ojek online pukul delapan malam ini. Sebelumnya, ia juga makan malam dulu bersama Harsya, Jeana, dan Lingga. Ada beberapa model lain juga yang ikut order makanan. Mereka sangat hangat satu sama lain.

Hal itu membuat Aya menjadi nyaman bekerja di Majesty. Ternyata tidak sulit untuk beradaptasi bersama mereka.

*****

Dipta terus melirik ke arah Anjani yang masih duduk di kursi sofa ruangan kerjanya sembari memainkan ponsel. Ia sudah menyuruh Anjani untuk pulang saja secara halus. Namun, gadis itu tak kujung pulang dan menjadi batu. Ia juga mengeluh kepalanya sakit sekali, minta diantar pulang juga ke rumah.

Dipta sudah menelepon Tama untuk mengantar Anjani pulang. Tapi, sejak setengah jam yang lalu, lelaki itu belum kunjung datang. Terlebih lagi kehadiran Anjani tidak bisa membuatnya fokus pada pekerjaan. Padahal ia harus lembur malam ini. Ia juga harus menggantikan posisi Dikta walaupun tidak berada di kantor pusat.

Astaga, rasanya kepala Dipta ingin meledak.

“Kamu masih mau terus di situ?”

Anjani menghadapkan kepalanya ke arah Dipta. “Ya, kepalaku masih pusing.”

“Tama sebentar lagi datang. Kamu bisa pulang diantar dia.”

Kanagara Ayadipta [Yerin - Younghoon] ✓Where stories live. Discover now