43. Kanagara Ayadipta

449 52 8
                                    

Aya keluar dari kamar, begitu pula dengan Dipta yang habis menutup pintu kamar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aya keluar dari kamar, begitu pula dengan Dipta yang habis menutup pintu kamar. Mereka saling berpandangan sebelum memutuskan untuk berjalan menuju halaman belakang.

“Kenapa belum tidur?” tanya Aya.

“Kamu sendiri?”

“Minggu depan tepat hari Senin, persidangan pertama kita. Seharusnya kita nggak udah nggak tinggal satu rumah,” cicit Aya pelan.

“Tetap di sini, aku mohon,” balas Dipta.

“Aya, maaf kalau selama ini aku nggak bisa buat kamu bahagia. Bahkan hal sekecil apapun yang kamu suka, aku nggak pernah mengetahuinya.”

“Mas, pernikahan kita bahkan belum ada setahun. Bahkan bisa dibilang lebih kecil dari umur jagung. Dan harus selesai gitu aja. Aku nggak masalah kalau kamu belum mengenal aku. Tapi terima kasih sudah mencintai aku selama ini. Aku merasa istimewa.” Kekehan keluar dari mulut Aya.

Malam ini terlihat indah dengan banyak bintang bertaburan di langit. Angin segar berhembus, tidak dingin namun menyegarkan. Malam ini terasa begitu tenang.

“Kita sungguh harus berpisah?” tanya Dipta.

“Aku nggak akan benci Mas Dipta. Kita masih bisa berteman. Setelah ini, aku akan pulang ke Jogja buat nemenin Aliya.”

“Pekerjaan kamu di Majesty?” tanya Dipta.

“Aku belum mikirin itu. Tapi untuk jadwal saat ini, mungkin bakal aku selesaiin dulu. Setelah itu aku putusin bakal keluar dari Majesty atau enggak. Alasan aku masuk Majesty itu bukan karena keinginan yang tulus. Aku masuk Majesty karena ingin bersaing dengan Kak Sonia. Aku jahat ya?” Aya tertawa.

“Enggak, kamu cuma belum paham. Kamu nggak jahat,” balas Dipta.

Aya mengeratkan cardigannya dan menatap ke atas langit. “Kamu bilang nggak tau apa yang aku suka, itu salah. Aku yang memang nggak terbuka sama kamu, Mas. Jadi jangan merasa bersalah.”

Dipta meraih tangan Aya dan menggenggamnya. “Naraya, kita masih punya sedikit waktu untuk bersama. Ayo kita gunakan waktu itu sebaik mungkin. Izinkan aku mengenal kamu lebih dalam, sebelum aku benar-benar melepasmu.”

Naraya tersenyum. “Kita beneran bakal pisah ya?”

*****

H-6

“Yah hujan!” desah Aya ketika keluar dari toko bunga. Ia habis membeli sebuket bunga matahari bersama Dipta.

Dipta langsung membuka payung putih dan memayungi Aya. Wanita itu mendongak dan membuka tudung jaketnya. “Siaga banget nih.”

“Harus, supaya istriku nggak kehujanan,” balas Dipta.

“Habis ini mau makan apa? Kamu suka apa?” tanya Dipta di sepanjang jalan dengan gerimis hujan dan angin mendung.

Kanagara Ayadipta [Yerin - Younghoon] ✓Where stories live. Discover now