22. Mas Dipta

577 81 23
                                    

Ada yang nunggu nggak?

Maaf ya baru bisa update Ayadipta

Dan maaf klo ada typo, blm sempat revisi.

Dan maaf klo ada typo, blm sempat revisi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Tolong hamili aku kak." Suaranya terdengar begitu putus asa. Permintaannya kali ini membuat Dipta terdiam.

"Maaf, aku nggak bisa."

Balasan Dipta membuat kedua bola mata Aya menatap kedua matanya begitu dalam. Dengan tanda tanya yang membuat Aya benar-benar bingung dibuatnya. Kenapa?

"Aku nggak bisa kalau kamu merasa hal itu adalah sebuah paksaan," lanjutnya.

Aya menggeleng dan tersenyum, "Aku yang emang mau kok. Aku nggak terpaksa," elakknya dengan penuh keyakinan.

"Bukan karena Mama?"

"Tolong, Kak. Turuti aja apa yang aku mau. Kalau kakak nggak mau tanggung jawab setelahnya nggak masalah. Atau bahkan nanti kalau kita udah cerai, terus kakak nggak mau ngurus anak itu nggak masalah juga, aku yang bakal ngurus dia-"

Dipta meletakkan jari telunjuknya di bibir Aya. Aya langsung diam dengan menatap Dipta yang keluar dari kamar setelahnya.

"Terus aku harus gimana kak?!Mama kondisinya memburuk, dia pengen punya cucu. Kalau nggak dari aku dari siapa? Aliya?-

Aku cuma pengen jadi anak yang berguna buat Mama," lanjutnya dengan isakkan yang lolos.

*****

Rasa sakit seakan-akan merentang, kemudian memeluk tubuhnya begitu dalam. Duri-duri seakan-akan menancap di setiap centi kulitnya. Telinganya juga mendadak tuli setelah dokter berkata bahwa, Mama sudah berpulang.

"Maaa!" teriakan Aliya semakin meremukkan hati Naraya kala adiknya meraung dan memeluk jenazah wanita yang telah melahirkannya. Papa, ia hanya memeluk istrinya sambil menangis.

Dipta mendekat dan memegang kedua pundak Aya. Aya yang masih membeku dengan air mata berlinang masih tidak menunjukkan reaksi apapun selain diam.

"Aya, Mama udah nggak ada,"bisik Dipta menyadarkan lamunan Naraya malam itu.

"Nggak mungkin," lirihnya. Aya berjalan perlahan menuju tubuh kaku Mamanya di atas ranjang rumah sakit.

Tiba-tiba ketakutan menyerang di dalam benaknya. Ia telah melihat sebuah kegelapan itu setelah benar-benar sadar bahwa Mama telah berpulang, dan Aya belum bisa mewujudkan apa yang Mama inginkan.

Kanagara Ayadipta [Yerin - Younghoon] ✓Where stories live. Discover now