23. Kabar Dari Jogja

549 83 12
                                    

Aku jadi seneng dan semangat ngetik waktu tau kalau kalian nunggu cerita ini, hehe💛

Aku jadi seneng dan semangat ngetik waktu tau kalau kalian nunggu cerita ini, hehe💛

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Ini untuk beberapa dekornya. Gimana menurut kamu, Dipta?" tanya Anjani sambil menunjukkan beberapa gambar dekorasi pernikahan pada Dipta. Sementara Aya juga ada di sana karena Anjani juga meminta pendapat wanita itu.

Dua hari yang lalu, Aya dan Dipta kembali ke Semarang setelah memastikan kondisi Mama benar-benar membaik. Mereka tidak bisa lama-lama di Jogja karena pekerjaan Dipta lumayan padat dan tidak bisa jika harus ditinggalkan atau dikerjakan di sana.

Kini Aya sudah menunjukkan tatapan kesal sejak Anjani datang dan memeluk suaminya.

"Kayaknya ini bagus kan? Tema putih gitu jadi lebih terasa sakral," ucap Anjani.

"Jelek," sahut Aya.

"Hah jelek? Kalau yang ada sedikit campuran gold gimana menurut kamu Aya?" tanya Anjani.

"Jelek semua," balas Aya. Ia berdiri dan meninggalkan keduanya menuju halaman belakang.

"Hah? Selera adik sepupu kamu buruk ya, Dipta. Masa sebagus ini dibilang jelek? Aneh banget." Anjani kembali memilih beberapa dekorasi untuk pernikahan. Dipta memijat pangkal hidungnya dan menghela napas berat tatkala Anjani terus saja bertanya dekorasi mana yang cocok.

"Kita nggak akan melakukan dalam waktu dekat kan?" tanya Dipta.

"Kalau bisa sih dalam waktu dekat. Kamu udah ngasih tau Ibu sama Ayah kamu kan Dipta? Jangan sampai mereka belum tau."

"Aku nggak yakin mereka setuju," balas Dipta. Rasanya kesal sekali ketika Dipta tidak bisa mengatakan hal yang sebenarnya. Keadaan Anjani selalu menekan dirinya untuk tetap bersabar. Tapi sudah terhitung hampir satu bulan ia terus bertemu Anjani dan berpura-pura masih menjadi kekasihnya padahal ia sudah memiliki seorang istri.

Aya memang berkata tidak apa-apa. Tapi yang namanya suami tidak akan pernah tenang dan merasa sangat bersalah jika mempersilahkan perempuan masuk ke dalam rumahnya dengan sukarela. Terlebih lagi perempuan itu selalu membahas pernikahan padahal hubungannya sudah kandas.

Mungkin Aya kali ini terlihat baik-baik saja. Suatu saat pasti ada kalanya Aya risih dengan kehadiran Anjani yang tidak pernah permisi dengan sopan jika masuk ke dalam rumahnya.

"Aku pilih yang putih keemasan ini ya, Dipta. Mamaku juga setuju sama yang ini, kamu juga kan?" tanya Anjani sekali lagi.

"Terserah kamu."

"Kamu kenapa ketus banget ke aku? Aku ini kekasih kamu. Perempuan yang bakal nemenin kamu sampai tua nanti, jadi istri kamu, Kadipta. Kamu nggak serius ya sama aku?"

Dipta melepas pegangan tangan Anjani, "Maaf, tapi aku lagi capek banget habis pulang dari Jogja. Seharusnya kamu kabar-kabar dulu kalau mau dateng. Biar ada persiapan dan aku bisa berpikir lebih matang mengenai hal ini," terang Dipta.

Kanagara Ayadipta [Yerin - Younghoon] ✓Where stories live. Discover now