42. Broken Sunflower

321 42 3
                                    

“Besok aku mau check up buat yang pertama kali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Besok aku mau check up buat yang pertama kali. Kamu mau temenin aku kan?” tanya Anjani ketika Dipta hendak naik ke atas menuju kamar.

“Besok aku sibuk.”

“Tapi kamu nggak pernah sibuk kan kalau misal itu yang nyuruh Aya kan?”

“Kamu bisa pergi sendiri,” kata Dipta.

Aya yang baru saja pulang menghentikan langkah mendengar pembicaraan Anjani dan Dipta. Kakinya perlahan mendekat, melewati mereka tanpa berucap sepatah kata pun.

“Aya,” panggil Anjani.

“Ya?” Aya berbalik dan bertanya. Matanya terlihat begitu sembab, sebab ia habis banyak menangis di sepanjang jalan sehabis pulang dari rumah Mamanya Sonia. Ia berjalan kaki jauh sekali sampai pulang hanya untuk bisa menangis di balik kacamata dan maskernya.

“Masuk aja, biar aku yang bicara sama Anjani,” sela Dipta ketika melihat keadaan Aya.

“Oke.” Tak ada pemberontakan atau emosi selain menjawab dengan suara datar.

“Dipta!” teriak Anjani.

“Aku antar kamu besok ke rumah sakit,” balas Dipta.

Aya memejamkan mata dan menahan perasaan sakitnya. Lalu ia membuka pintu kamar dan masuk ke dalamnya.

Naraya sejujurnya tidak sanggup untuk berpisah, ia bahkan tidak mau dan tidak bisa. Jika ia boleh menjadi egois, Aya ingin mempertahankan hubungannya bahkan mengusir Anjani. Namun, keegoisannya terakhir kali banyak merenggut nyawa seseorang. Aya tidak mau lagi membuat orang lain menjadi korban karena keegoisannya.

Wanita itu melihat bingkai foto pernikahannya dengan Dipta. Mungkin dulu senyum itu adalah palsu. Cantiknya kala itu ia tunjukkan hanya sekadar topeng. Dibaliknya ada keinginan supaya hubungan Dikta dan Sonia berantakan. Benar, itu memang terjadi. Begitu juga dengan pernikahannya dengan Dipta.

Yang mungkin tidak akan bertahan lama.

Saya terima nikah dan kawinnya Naraya Gayatri binti Dharma Rimawan dengan mas kawin tersebut Tunai!

Bagaimana para saksi? Sah?

“Sah!”

Ingatan ketika akad nikah kembali berputar pada kepalanya. Begitu lantang Dipta mengucap Qabul kala itu. Penuh keyakinan dan tanggung jawab. Tapi, nyatanya tidak.

Pintu kamar Aya terketuk. Aya kembali menyembunyikan bingkai foto itu di bawah bantal dan menghapus air matanya yang mengalir tanpa sadar. Ia berjalan menuju pintu dan membukanya.

Tanpa permisi Dipta masuk dan menutup pintu Aya. Mengunci pintu kamar wanita itu dan menyimpan kunci ke dalam saku.

“Kenapa kamu kunci pintunya? Ini udah malam, mendingan tidur aja,” suruh Aya.

Kanagara Ayadipta [Yerin - Younghoon] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang