27. Terlepas Dari Atmajaya

507 70 5
                                    

Mata Aya terbuka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mata Aya terbuka. Pertama yang ia lihat adalah sebuah ruangan dengan design modern bernuansa emas dan putih. Ia juga merasakan tubuhnya terbaring di sebuah kasur berukuran king size. Yang tentu saja tidak Aya kenali ini berada di mana.

Ia mendudukkan dirinya dan memegangi kepalanya. Pusing sekali rasanya hingga telinganya terasa berdenging. Pandangannya yang mulai sempurna tersadar mengarah ke setiap penjuru. Tempat yang begitu asing baginya. Hingga sebuah suara pintu terbuka membuat Aya melempar tatapan bengis.

"Selamat Pagi? Kamu udah bangun, kamu mau sarapan apa?" pertanyaan Dikta terdengar begitu menyebalkan di telinga Aya hingga wanita itu memalingkan wajahnya.

"Kamu bawa aku ke mana?"

"Kamu mau sarapan apa? Biar aku bawain ke sini."

"Anak kecil juga pasti paham kalau aku yang bertanya. Seharusnya kamu jawab bukan kasih pertanyaan yang lain," gertaknya sambil menjauh ketika Dikta duduk di sebelahnya.

"Aku yang bertanya duluan." tangan Dikta hendak memegang pergelangan tangan Aya. Namun, Aya melayangkan tamparan keras di pipi lelaki itu. Dikta memegangi pipinya lalu tersenyum sinis.

"Gila kamu! Bajingan!" Aya berdiri dan menjauh dari Dikta. Berjalan menuju pintu dan mencoba membuka knop pintu. Sayang, pintu itu dikunci oleh Dikta.

"Ya, aku gila gara-gara kamu. Kamu yang harus tanggung jawab, Aya," balasnya sembari mendekatkan langkah menghampiri Aya. Aya terus menghindar dan kini ia memecahkan gelas yang ia dapat. Kemudian pecahan gelas itu ia sodorkan pada Dikta.

"Kalau kamu berani sentuh aku. Aku nggak segan-segan jadi pembunuh." kilah mata penuh amarah Dikta terima. Tatapan yang tak pernah Dikta dapat sebelumnya kini ia dapatkan.

"Apa yang Dipta kasih ke kamu sampai kamu berani ancam aku?"

"Mundur, atau aku lukai kamu sama pecahan gelas ini?"

"Kenapa kamu nggak mau kita kayak dulu lagi? Sonia udah ajuin surat perceraian. Kita bisa sama-sama raih tujuan yang sama kayak dulu."

"Tujuan yang sama? Tapi sayang tujuanku udah nggak sejalan sama tujuan Kak Dikta. Sekarang aku udah menikah dan punya status sebagai istri orang lain. Aku bahagia dengan itu!"

"Kamu nggak bahagia."

"Kak Dikta nggak usah sok tau tentang kehidupan aku. Aku nggak pernah duga Kak Dikta sampai sejauh ini. Udah cukup tolong jangan buat kesalahan lebih besar. Biarin aku pilih kebahagiaanku sendiri!" geram Aya.

"Nggak Aya. Nggak semudah itu." Dikta merebut pecahan gelas itu dan memojokkan Aya pada dinding. Kemudian kedua tangannya mengunci tubuh Aya dengan tatapan mereka saling bertemu.

"Nggak semudah itu aku bisa relain kamu. Terlebih kamu yang kayaknya udah Nerima Dipta dibanding aku. Aku lebih di atas Dipta. Aku punya segalanya yang bahkan kamu minta pun aku bisa kasih. Tapi kamu malah pilih dia. Apa yang menarik dari Dipta?"

Kanagara Ayadipta [Yerin - Younghoon] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang