37. Runtuhnya Semesta

339 37 1
                                    

Sudah dua Minggu terhitung setelah Aya mengungkapkan perasaannya pada Dipta

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sudah dua Minggu terhitung setelah Aya mengungkapkan perasaannya pada Dipta. Selama dua Minggu itu pun Aya sangat perhatian pada suaminya. Ia juga banyak menghabiskan waktu bersama di sela-sela jadwal kerja mereka yang padat.

Aya menerima kembalian setelah membeli bubble tea bersama Jeana dan Mona di sebuah kedai. Setelah menyelesaikan jadwal bersama, mereka memilih untuk berjalan-jalan di pasar malam yang kebetulan banyak sekali street food malam ini.

Tadi, Aya juga mendapat kabar bahwa Dipta akan pulang sedikit larut dikarenakan pekerjaannya semakin padat. Dari pada ia sendirian di rumah, Aya memilih untuk ikut jalan bersama kedua temannya.

"Duduk di situ yuk," ajak Jeana yang menunjuk ke kursi yang ada di sebelah gerobak siomay.

"Kayaknya bakso itu enak deh. Aku beli dulu ya, mau nitip nggak?" tawar Mona saat matanya melihat penjual bakso tusuk.

"Ikut!" Jeana berdiri dan mengajak Aya juga. Tapi, Aya memilih untuk menitip saja karena kakinya terasa lelah. "Sambelnya dua sendok, saosnya dikit aja," pesan Aya dan mendapat acungan jempol dari Mona.

Wanita itu menyedot minumannya dan kembali menghubungi Aliya. Sudah dua Minggu juga adiknya belum bisa dihubungi. Tetapi, ia sempat membalas pesan bahwa sedang sibuk kuliah. Maka dari itu Aya mengurungkan niat untuk menelepon.

Tapi, malam ini ia memilih untuk menghubungi Aliya lagi. Ia menunggu beberapa menit dan lagi-lagi tak Aliya angkat. Jujur saja Aya sangat khawatir, apalagi Mamanya yang super aneh.

Sampai sekarang pun Aya belum bercerita pada Dipta. Aya juga tidak mau membebani pikiran suaminya dengan apa yang terjadi saat di Villa. Melihat Dipta stress setengah mati ketika bekerja saja sudah membuatnya kasihan.

Mona dan Jeana kembali dengan bakso di dalam plastik. "Ini punyamu." Mona memberikan bakso pesanan Aya.

"Ngelamun mulu, ada apa sih? Cerita aja ke kita," suruh Jeana. Gadis itu menyadari ada yang berbeda dari Aya. Akhir-akhir ini Aya terlihat sering melamun seperti sedang memikirkan sesuatu. Memang benar hal itu, tapi tidak mungkin kan jika Aya mengatakan pada Jeana dan Mona.

Dipta saja tidak ia ceritakan. Apalagi orang lain yang bukan keluarganya. Ia sebenarnya takut jika ada apa-apa dengan Aliya. Di Grup keluarga juga sepi sekali padahal biasanya Papa sering merusuh. Atau Mama yang menanyainya kapan hamil. Tapi, semenjak Aya diculik, Mama tak pernah muncul di grup itu.

Jeana kembali menyenggol lengan Aya. "Jangan ngalamun gila! Udah malem ngeri banget kalau kamu kesurupan."

"Kamu ngantuk ya?" tebak Mona.

Aya menggeleng. "Nggak kok. Oh ya, makasih udah dibeliin."

"Yoi."

"Gimana rasanya?" tanya Jeana.

"Lumayan. Besok jadwal pertama kalian bareng kan? Aku juga dong. Aku jemput ya," minta Mona kepada Jeana. Karena gadis itu punya mobil sendiri.

"Gampang, nanti kita bareng. Rumah juga searah."

Kanagara Ayadipta [Yerin - Younghoon] ✓Where stories live. Discover now