44. Terima Kasih Pernah Ada

392 49 6
                                    

Sidang perceraian pertama sudah selesai dilakukan

Oops! Această imagine nu respectă Ghidul de Conținut. Pentru a continua publicarea, te rugăm să înlături imaginea sau să încarci o altă imagine.

Sidang perceraian pertama sudah selesai dilakukan. Aya maupun Dipta sudah memutuskan untuk sama-sama berpisah. Dan akan menerima keputusan pada sidang berikutnya.

Pada sidang pertama hakim bersungguh-sungguh untuk mendamaikan kedua pihak, karena gugatan yang Aya berikan adalah mereka sudah tidak sejalan.

Aya juga sudah memohon pada Ayah dan Ibu mertua untuk menyetujui pilihannya. Awalnya mereka menolak, mereka ingin Aya mengatakan apa yang sebenarnya terjadi pada hakim. Tapi Aya tidak melakukannya.

Taksi online sudah berhenti di depan gedung. Aya akan pergi ke hotel bersama Aliya yang mendampinginya kali ini. Setelah ini ia akan pergi ke Jogja dan hidup bersama Aliya.

“Nak.” Ibu memanggil Aya.

Aya membalikkan tubuhnya dan berjalan menuju Ibu. “Aku pamit pulang, Ibu. Kapan-kapan kalau ada waktu, aku bakal kunjungi Ibu di Jogja. Ayah, maaf kalau Aya belum bisa jadi menantu yang baik.”

“Kamu benar-benar ingin berpisah? Kenapa nak?” tanya Ayah.

“Keputusan ini bukan cuma dari pihakku aja. Mas Dipta juga udah memutuskan. Ibu.” Aya memegang kedua tangan Ibu. Mengelusnya pelan dengan ibu jarinya.

“Aku akan hidup dengan baik. Ibu nggak perlu khawatir. Aku izin pamit.”

Ibu memeluk Aya dan mengelus punggungnya. “Ibu tidak pernah menyesal memiliki menantu sepertimu, Aya. Setelah ini anggap Ibu sebagai Ibumu. Jika kamu membutuhkan Ibu di Jogja, telpon saja. Ibu akan datang ke rumahmu. Pintu rumah Ibu juga terbuka lebar untukmu.”

“Iya, Ibu.”

“Mbak, ayo,” panggil Aliya yang sudah berdiri di sebelah pintu mobil.

Aya melepas pelukan dan ia mengalami tangan Ibu dan Ayah mertuanya. Ia sempat berpandangan dengan Dipta yang berdiri di belakang Ayah dan Ibu. Senyum manis ia peruntukkan pada Dipta. Lalu ia sungguh berjalan menuju Aliya dan masuk ke dalam taksi online yang Aliya pesan.

Mobil itu melaju meninggalkan Ayah, Ibu dan Dipta. Ibu menoleh ke arah Dipta. “Ibu nggak akan semudah itu buat Nerima semuanya, Dipta. Setelah ini Ayah dan Ibu akan kembali ke Jogja. Untuk sisanya kamu urus sendiri. Jangan harap Ibu dan Ayah akan menerima perempuan itu. Sampai kapan pun Ibu nggak sudi! Apalagi lihat wajahnya. Jangan sampai kamu bawa perempuan itu ke hadapan Ibu!” tekan Ibu dengan kedua mata nyalang tertuju untuk putranya.

“Kamu sudah mengecewakan Ayah. Kamu membuat Ayah malu. Jika Mama dan Papa Aya masih ada, mungkin Ayah sudah tak bisa menunjukkan muka di hadapan mereka. Sekarang Ayah setuju jika Aya bercerai dari kamu. Dia lebih pantas mendapat seseorang lelaki yang jauh lebih baik dari kamu.”

Ayah membawa Ibu untuk pergi dari hadapan putranya. Orangtua yang kecewa, bahkan sangat kecewa.

*****

Kanagara Ayadipta [Yerin - Younghoon] ✓Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum