31. Mengakhiri Semuanya

485 65 8
                                    

WARNING!!🚫🚫🚫

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

WARNING!!
🚫🚫🚫

****

"Sonia?"

Tubuh Sonia kaku seketika. Dikta berdiri di belakangnya.

Aya menatap keduanya dengan Sonia yang menunjukkan raut wajah sangat panik. Wanita itu menarik tangan Aya dan menyuruh Aya lari. Sementara tangan kanan Sonia menarik belati dari dalam saku celana longgarnya dan mengarahkannya pada leher Dikta.

"Kalau kamu mendekat. Kamu mati!" ucap Sonia dengan sorot mata tajam.

Dibalik tatapannya, terdapat rasa sakit hati, marah, kecewa, benci yang membakar perasaannya. Dikta tidak pernah menghargai Sonia sebagai seorang istri. Mau seberjuang apapun Sonia mendapatkan hati Dikta, ia tak akan pernah bisa memeluknya.

Wajah Dikta menatap kedua mata Sonia dengan kilah mengancam. "Kamu berani juga ke sini." Dikta terkekeh dengan kedua tangan yang ia masukkan ke dalam saku celana.

Kedua mata Sonia memanas. Marahnya semakin terpantik ketika melihat tawa remeh dari Dikta. Hal itu membuatnya semakin gila dengan menancapkan belati pada dada kanan Dipta.

"Hah!" Aya memekik dan berdiri di belakang Sonia. Sementara Dikta tertawa menyaksikan keberanian Sonia kali ini.

Darah keluar dari tancapan belati pada dada kanan Dikta.

"Hari ini kamu mati di tangan aku!" desis wanita itu dengan mata memerah penuh dendam.

Sonia menoleh ke arah belakang.

Aya shock dengan apa yang ia saksikan di depan matanya. Seluruh badannya bergetar ketakutan. Ia tak pernah menduga bahwa Sonia akan melakukan hal itu pada Dikta.

"S-Sonia."

Dikta memegang pergelangan tangan Sonia dan menarik belati itu dari dadanya. Ia mendekat dan berbisik di sebelah telinga wanita itu. "Aku apresiasi keberanianmu, sayang."

"Lari Aya!" teriak Sonia. Aya menggeleng.

"Aya cepet!"

"Hei! Tenang tenang. Kamu pikir bisa lari semudah itu?" tanya Dikta sambil menyentuh ujung belati yang Sonia arahkan kepadanya. Belati dengan lumuran darah yang menetes di lantai.

Dikta membuka laci di sebelahnya dan mengeluarkan sebuah pistol yang ia arahkan pada kepala Sonia.

"Kita impas sekarang," ucap Dikta membuat perasaan Sonia semakin sakit. Arah mata Dikta tertuju pada Aya.

Kanagara Ayadipta [Yerin - Younghoon] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang