09

1.5K 239 0
                                    

Semalam dia sudah membuat agendanya sendiri untuk apa yang akan dia lakukan di masa depan dalam waktu dekat. Dia melihat catatan yang ada di kertas kecil di tangannya dengan cermat.

"Pertama-tama yang harus aku lakukan adalah menjadi pintar, karena dengan begitu semuanya akan lebih mudah. Sedangkan untuk yang kedua, aku akan membeli rumah dan kebutuhan lainnya, untuk agenda ketiga, aku akan sesekali mendatangi istana dan membaca beberapa keterampilan seni bela diri dan mempelajari nya, karena itu berguna juga untukku. Terus yang lain... Apa aku harus membuat perusahaan atas namaku sendiri? Meskipun aku memiliki banyak uang, semua orang tidak tahu aku memilikinya. Di jaman sekarang, biasanya orang-orang akan melihat kekayaan dari pekerjaan atau aset yang dimilikinya. Baiklah, kalau begitu aku akan membangun perusahaan ku sendiri nanti, meski sedikit merepotkan tentunya, tapi tidak masalah. Aku bisa menyuruh mereka melakukannya..."

Meng Fei merenggangkan tubuhnya di atas ranjangnya, dia beranjak turun dari sana dan bangun untuk memulai aktivitasnya yang terbilang sibuk.

Dia melihat sekeliling rumah yang sepi, jadi dia berasumsi kalau ibunya itu sedang bekerja dan berangkat pagi-pagi buta. Jadi dia langsung mengunci pintu rumah dan menyimpan kuncinya di bawah pot bunga yang ada di depan rumahnya.

Untungnya ini akhir pekan, jadi sekolah diliburkan. Jadi dia tidak perlu khawatir orang-orang yang berasal dari sekolahnya melihatnya berkeliaran di luar rumah, padahal alasan ketidakhadirannya adalah sakit.

Dia pergi lagi ke perpustakaan kota, tapi kali ini dia tidak tinggal lama. Dia hanya menyimpan buku pinjamannya dan meminjam buku lain lalu pergi ke luar perpustakaan. Karena dia akan melihat-lihat rumah untuk dia beli.

Tapi sebelum itu, dia pergi ke toko barang elektronik untuk membeli ponsel baru dan laptop, karena dia sekarang punya uang, dia harus membelinya. Dia juga akan membeli ponsel untuk ibunya juga.

"Selamat siang, apa ada yang perlu saya bantu?" tanya karyawan toko ketika melihat dia datang.

"Aku ingin membeli ponsel dan laptop," jawab Meng Fei singkat.

"Model apa yang anda inginkan?"

Dia terdiam sesaat, semua ponsel yang dia lihat lebih bagus dari ponsel lamanya, agak pusing memilihnya satu persatu. "Model terbaru."

Karyawan itu mengambil sebuah kotak ponsel yang ada di dalam laci kaca dan menyerahkannya kepada Meng Fei, dia juga membawa model laptop terbaru untuk dia tunjukkan kepada gadis muda itu.

"Ini adalah ponsel keluaran terbaru kami, kami memiliki tiga varian warna, ada putih, krem dan hitam. Untuk penyimpan internal..." Karyawan itu menjelaskan spesifikasi ponsel keluaran terbaru itu kepada Meng Fei dengan sabar.

Setelah mendengarnya, akhirnya dia memilih dua ponsel dengan spesifikasi paling tinggi diantara ponsel keluaran terbaru toko. Dia juga membeli laptop dengan spesifikasi tertinggi juga.

"Total harga 58.289 yuan, pembayaran cash atau kredit?"

Meng Fei mengeluarkan salah satu kartu rekening miliknya yang diberikan oleh Lu Suming, kepada karyawan wanita itu. "Cash."

Karyawan itu sedikit terkejut ketika melihat gadis muda di depannya akan membayar dengan pembayaran cash. Jarang-jarang dia melihat seseorang yang membeli banyak barang dan membayar cash, biasanya mereka akan memiliki pembayaran kredit.

"Baiklah, mohon tunggu sebentar."

Tidak lama kemudian proses transaksi selesai. Meng Fei langsung menggunakan ponsel barunya, sedangkan laptop dan ponsel untuk ibunya dia simpan di dalam ranselnya.

Saat dia hendak menaiki bus umum, dia melihat Meng Wang, paman tertuanya yang sedang berjalan dengan wanita lain yang lebih muda sambil menggandeng tangannya dengan mesra. Karena jarak diantara mereka tidak terlalu jauh, jadi Meng Wang juga bisa melihat Meng Fei yang ada di depannya tengah menatapnya terkejut.

Pewaris Sekte Kuno: Jiwa Sang DewiWhere stories live. Discover now