52

948 142 3
                                    

Meng Fei terkejut begitu dia mendengar penjelasan Bai Lintian. Dia tidak pernah menjalankan pelatihan apapun, alasan mengapa dia bisa melakukan beberapa teknik sihir dan kultivasi adalah tidak lain karena Jiwa Sang Dewi yang ada di dalam tubuhnya. Tanpa itu, dia hanyalah manusia biasa.

Perkataan Nu Shenning kala itu membuatnya berpikir kembali, kemampuan Sang Dewi bahkan bisa menyamai leluhur Master Sekte Kuno, dan Sekte Kuno yang dia ketahui sejauh ini memiliki kekuatan yang mampu menghancurkan Bima Sakti dengan kekuatannya.

Jika apa yang dikatakan Nu Shenning benar, maka seharusnya dia bisa memiliki kekuatan yang sama dengan Sang Dewi, bahkan jika itu lebih lemah, tetap saja menghancurkan planet Bumi terbilang mudah.

'Mungkin karena aku tidak pernah melatih kemampuan ku dengan baik dan Jiwa Sang Dewi belum sepenuhnya menyatu dengan jiwaku, kekuatanku sekarang masih jauh dari bisa menghancurkan Bumi. Meski begitu tidak sulit bagiku untuk membelah gunung jika aku mengeluarkan semua kekuatanku...' pikir Meng Fei sejenak.

Tapi apapun itu, kemampuan sejati Sang Dewi sudah jelas di tahap dimana Kekaisaran Bumi tidak sanggup menanggungnya. Kemampuan untuk membelah gunung atau bukit mungkin bukan hal besar bagi Sang Dewi atau Nu Shenning, tapi di Kekaisaran Bumi, itu sudah merupakan kekuatan yang luar biasa. Masing-masing dari orang yang mampu melakukannya adalah tokoh penting Kekaisaran itu sendiri.

Bai Lintian memperhatikan raut wajah gadis di depannya dalam diam. Ada kalanya raut wajah gadis itu terlihat kebingungan, tapi sesaat kemudian raut senang muncul begitu saja. Sudah jelas bahwa gadis itu tengah berpikir sesuatu di dalam otaknya.

"Sebaiknya kita membicarakan ini di dalam," ujar Meng Fei santai. Dia hanya tidak ingin orang lain mendengar percakapannya, atau dia akan dianggap nona muda gila.

Bai Lintian hanya menganggukkan kepalanya ringan. Langkah kakinya mengikuti langkah kaki kecil Meng Fei kemudian mereka masuk ke dalam mansion Meng Fei.

Begitu keduanya sampai di ruang tengah, seorang asisten rumah tangga menghampiri Meng Fei, "nona muda, sekarang tidak hanya paman dan bibi anda yang datang, tapi juga kakek dan nenek anda. Apa yang harus kami lakukan?"

Beberapa saat yang lalu, Meng Shao dan istrinya datang ke rumahnya. Tapi satpam gerbang tidak mengizinkan mereka semua masuk sebelum mendapatkan izin dari pemilik rumah.

Meng Fei sedikit mengerutkan keningnya, "kakek dan nenek datang? Mereka ini benar-benar..."

Jika hanya Meng Wang dan Li Xia, dia bisa membiarkan mereka berdua tetap tinggal di luar gerbangnya. Namun lain halnya jika itu adalah Meng Shao dan Xin Shu, mereka adalah orang tua Meng Qi, kakek dan neneknya.

Dia pribadi tidak keberatan Meng Shao dan Xin Shu dibiarkan begitu saja, tapi dia tidak ingin ibunya khawatir tentang orang tuanya. Bagaimanapun darah lebih kental daripada air, seburuk apapun Meng Shao dan Xin Shu, mereka adalah orang tua Meng Qi.

Setelah berpikir sejenak, dia melirik Bai Lintian, "kau tunggu sebentar di sini. Aku harus menghadapi beberapa hama terlebih dulu."

"Baik," jawab Bai Lintian singkat.

Meng Fei melenggang pergi ke luar mansion, dia melihat kakek, nenek, paman dan bibinya tengah berdebat sengit dengan satpam gerbang.

"Aku ibu nyonya rumah kalian! Berani sekali kau menghalangi ku?!" teriak Xin Shu tidak terima. Dia tidak pernah dipermalukan seperti ini sebelumnya.

"Maaf, tapi nyonya rumah sedang tidak di rumah. Mohon untuk kembali lagi nanti..."

"Ibu, Meng Qi pergi keluar beberapa saat yang lalu. Seharusnya hanya ada Meng Fei di dalam," ujar Li Xia kepada Xin Shu.

Pewaris Sekte Kuno: Jiwa Sang DewiDonde viven las historias. Descúbrelo ahora