57

989 157 2
                                    

Hari ini adalah hari pertama Bai Lintian memasuki SMA Zhenhua yang lokasinya tidak terlalu jauh dari SMP Qingzhi.

Setelah dia menjadi budak Meng Fei, dia benar-benar tidak berpikir untuk kembali ke Kekaisaran Bumi. Baginya tidak ada lagi yang berharga di sana selain Feng Xun. Adapun tentang Akademi Sihir, dia sama sekali tidak memikirkannya.

Beberapa hari ini Bai Lintian sering terlihat berduaan dengan Meng Fei yang membuat Meng Qi khawatir. Bagaimanapun gadis kecilnya masih terlalu muda untuk menjalin hubungan, jadi ada sedikit rasa penolakan saat memikirkan Meng Fei mungkin saja berkencan dengan seorang pria.

Tapi untungnya Meng Fei menjelaskan semuanya kepada Meng Qi. Dia mengatakan bahwa Bai Lintian ini tidak lain adalah sepupu muda Lu Suming yang ikut membantu Meng Fei menangani beberapa masalah kecil. Mengetahui hal itu akhirnya Meng Qi menjadi lebih tenang, dia juga percaya kalau anaknya tidak akan melakukan hal-hal buruk.

Usia tepatnya Bai Lintian adalah 17 tahun, perawakannya yang tinggi dan juga tampan serta proporsi tubuhnya yang dianggap setara dengan model pria kelas atas pastinya membuat kaum hawa tertarik padanya. Tidak jarang para pria juga menatap sosoknya yang sempurna dengan penuh rasa iri.

SMA Zhenhua sendiri terkenal sebagai SMA terbaik di kota B. Fasilitas yang disediakan tidak kalah dengan SMA teratas di ibu kota, sehingga biaya sekolah yang cukup tinggi membuatnya tidak dapat dimasuki oleh sembarang individu. Para calon siswa juga harus cukup pintar agar dapat lulus tes penerimaan murid baru.

Bai Lintian pergi mengendarai sepeda motornya dan berhenti tepat di parkiran SMA Zhenhua. Hari ini dia mengenakan setelan seragam sekolah yang dilapisi jaket kulit polos.

Meng Fei dengan murah hati mengeluarkan 'sedikit' uang untuk Bai Lintian. Dia membelikannya rumah yang cukup besar di Lumeng Luxury dan juga meminta Lu Suming untuk membeli beberapa setelan pakaian pria untuknya serta akomodasi kendaraan berupa mobil dan motor.

Dia melepaskan helm nya, meletakkan nya di atas tangki motor sebelum merapikan rambutnya yang sedikit acak-acakan. "Merepotkan, padahal aku bisa datang ke sini lebih cepat tanpa motor..."

Meng Fei melarangnya untuk menggunakan kekuatannya. Dia harus berperilaku layaknya remaja normal lainnya, tidak ada aksi lompat-lompatan ataupun memakan organ tubuh manusia karena rasa laparnya.

Beberapa siswi yang melihatnya langsung terpesona. Lokasi parkiran SMA Zhenhua saat itu cukup ramai karena Bai Lintian sampai di sana cukup siang sehingga cukup banyak orang yang melihat sosoknya yang sempurna.

Bai Lintian mengedarkan pandangan ke sekitarnya. Dia melihat beberapa remaja yang seumuran dengannya, tapi dia mengabaikan mereka. Dia berjalan melewati kerumunan pergi ke ruang guru untuk mengetahui letak kelasnya.

"Ah, kamu murid baru, Bai Lintian, bukan?" tanya guru pria saat melihat remaja yang baru dia lihat di kantor guru.

"Iya, benar, pak," jawab Bai Lintian sesopan mungkin.

"Aku wali kelas mu, kau bisa memanggil ku guru Yun. Biar aku mengantar mu ke kelas baru mu."

Bai Lintian mengikuti langkah Yun Song, setelah beberapa saat mereka berjalan, akhirnya keduanya sampai di depan kelas yang ramai karena candaan para siswa. Mereka berdua masuk ke kelas.

Ketika menyadari wali kelas mereka masuk, semua siswa langsung duduk di tempat duduknya masing-masing. Namun pandangan mereka terpaku ke pria tampan yang berdiri di samping Yun Song. Bukan karena mereka mengabaikan keberadaan Yun Song, sebaliknya, itu karena aura Bai Lintian terlalu mendominasi dan juga penampilannya yang sempurna jelas menarik perhatian semua siswa di dalam kelas.

"Siapa pria itu?"

"Apakah dia murid baru yang dikabarkan kemarin?"

"Benarkah? Syukurlah! Aku tidak pernah sekelas dengan pria tampan sebelumnya..."

"Dia sangat tampan! Ah, aku ingin tahu apakah dia sudah punya pacar."

Semua siswi langsung berbisik menggumamkan kekaguman mereka terhadap pesona Bai Lintian. Beberapa siswi langsung mengeluarkan ponsel mereka dan memotret Bai Lintian.

"Harap tenang semuanya! Kita kedatangan murid baru hari ini..." Yun Song melirik Bai Lintian, "murid Bai, maju dan perkenalkan dirimu."

Bai Lintian menurut, dia maju selangkah dan memulai perkenalan singkat, "namaku Bai Lintian. Kalian bisa memanggil ku sesuka hati kalian."

Dia jarang berhubungan sosial dengan orang asing, jadi dia tidak terlalu pandai memulai komunikasi. Dia hanya mengatakan apa yang ada di pikirannya.

"Astaga! Bahkan namanya saja tampan!"

"Bagaimana ini?! Sepertinya aku jatuh cinta pada pandangan pertama!"

"Bisakah kalian diam! Meskipun dia tampan, itu tidak menjamin dia pandai melakukan sesuatu. Siapa tahu dia mungkin orang bodoh yang kebetulan saja terlahir tampan!"

"Diam kau! Kau hanya iri karena kau tidak setampan Bai Lintian."

"Benar! Bahkan jika dia bodoh, dia tidak akan sebodoh dirimu!"

Semua siswi langsung menyerang siswa yang merendahkan Bai Lintian. Siswa itu langsung menyesal karena mengutarakan pikirannya tanpa mempertimbangkan apapun, hasilnya dia diserang secara verbal oleh banyak siswi.

Yun Song yang melihat itu hanya bisa menghela napasnya pelan. Yah, tapi harus dia akui kalau murid barunya ini memiliki paras juga pesona yang dapat menarik perhatian lawan jenisnya. Kasihan sekali untuk para siswa yang ada di kelasnya, mereka harus bersaing dengan Bai Lintian untuk mendapatkan hati pujaan hati mereka.

"Bai Lintian, kau bisa duduk di kursi yang masih kosong. Saya harap kau betah selama di kelas ini..."

"Baik, pak."

Dia memilih tempat duduk yang yang berada di ujung ruangan. Hanya itu satu-satunya kursi yang kosong, seorang pria berkacamata duduk di sebelah kursinya. Pria itu menatap Bai Lintian lalu menyapanya, "hai, aku Lin Feng. Aku tidak pernah berharap akan sebangku dengan orang yang yang sangat tampan."

Penampilan Lin Feng sendiri cukup standar, tidak ada yang spesial darinya. Mungkin jika gaya rambut serta cara berpakaiannya di ubah, itu akan membuatnya sedikit lebih baik.

Bai Lintian hanya menganggukkan kepalanya. Tanpa banyak kata, dia menjalani kelas pertamanya dalam diam. Tidak banyak kalimat yang dia ucapkan, dia hanya menjawab seperlunya ketika ditanya dan diam saat tidak ada yang mengajaknya berbicara.

Berita mengenai siswa baru yang dikabarkan sangat luar biasa tampan menyebar dengan cepat di SMA Zhenhua. Salah satu akun murid memposting potret Bai Lintian saat memperkenalkan dirinya di depan kelas.

Postingan itu langsung disukai oleh ratusan orang dalam sekejap, bahkan beberapa orang yang bukan dari SMA Zhenhua ikut meramaikan postingan tersebut.

[Siapa pria tampan itu?]

[Dia adalah murid baru SMA Zhenhua. Semua orang membicarakannya]

[Tentu saja, dengan wajah seperti itu, siapa yang tahan untuk tidak membicarakannya? Dengan hanya modal wajahnya, dia bisa menjadi seorang model papan atas!]

[Haruskah aku kembali ke masa sekolahku dan bersekolah di SMA Zhenhua agar bisa terus melihat wajahnya yang sempurna terus-menerus setiap hari]

[Aku ingin tahu apakah dia sudah memiliki pacar atau belum, jika dia sudah punya, gadis itu past sangat beruntung karena mendapatkan pria yang begitu tampan sebagai pacarnya]

[Hei, itu bukan urusanmu. Bahkan jika dia masih sendirian, memangnya dia mau bersamamu? Jangan harap. Semakin tampan seseorang, standar calon pacarnya akan semakin tinggi.]

Kolom komentar langsung berisi ratusan dalam waktu singkat. Mereka membahas segala hal yang berkaitan dengan Bai Lintian, bahkan jika itu hanya sebuah kemungkinan.

Sedangkan Bai Lintian di sisi lain tidak memperhatikan postingan itu, dia bahkan tidak tahu isi postingan itu. Dia sekarang tengah berada di atas sekolah menatap pemandangan jalan raya dari atas sana.

"Ah... Haruskah aku merasa senang karena akhirnya tidak lagi terkurung di kamar menyesakkan itu? Kakek, bagaimana menurutmu?" gumamnya sambil menengadahkan kepalanya ke langit.

Dia merindukan sosok kakeknya yang selalu memarahinya tapi juga menyayanginya. Bai Lintian menghela napas dalam-dalam, tidak pernah dia merasa se-emosional ini sepanjang hidupnya. Biasanya dia hanya akan merajuk setelah dimarahi kakeknya dan kembali berbuat nakal.

Pewaris Sekte Kuno: Jiwa Sang DewiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang