21

1.3K 184 0
                                    

Meng Fei tidak langsung pulang ke rumah begitu dia selesai menambang banyak emas dan berlian. Dia juga tidak lagi meminta Lu Suming untuk mengikutinya, dia memerintahkan Lh Suming untuk mengurus hal lain terkait dengan rencana pembangunan bisnisnya di masa depan.

Dia menelepon Gao Yang untuk menjemputnya di dekat restoran, dia harus mencari lahan untuk membangun gedung MF Group. Normalnya pembangunan gedung memerlukan waktu satu sampai tiga tahun, jadi untuk sekarang dia hanya akan mencari lahan kosong lalu membelinya. Sedangkan untuk gedung pertama MF Group, dia berencana untuk membeli gedung yang sudah jadi saja.

"Pergi ke kota F," ucapnya ke Gao Yang yang tengah menyetir kendaraannya.

Jarak antara kota F dan kota D cukup jauh, memerlukan waktu setidaknya dua jam untuk sampai di sana. Dia berencana untuk bertemu dengan Chen Fei, pengusaha terkaya di kota F dengan total kekayaan hampir 15 miliyar yuan.

Dia melihat sekilas info di sosial media miliknya, katanya Chen Fei hendak menjual lahan kosong milik keluarganya. Dia juga tidak kekurangan lahan maupun uang, jadi dia berencana untuk melelang nya dan bersenang-senang dengan pebisnis lainnya. Baginya, membangun reputasi lebih baik dan menjalin hubungan dengan pengusaha lain lebih bermanfaat ketimbang terus menggali uang yang ujung-ujungnya akan habis.

Setelah dua jam, akhirnya dia sampai di gedung perusahaan Chen Fei, Feiyang Konstruksi. Bisnisnya bergelut pada perusahaan konstruksi dan termasuk dalam jajaran perusahaan konstruksi terbesar di seluruh negara. Tidak banyak perusahaan konstruksi yang memiliki kekayaan bersih hingga miliyaran yuan.

"Kau tunggu di sini, aku akan masuk ke dalam..."

"Baik, nona..."

Gao Yang memarkirkan mobilnya di tempat yang cukup sepi, kemudian Meng Fei turun dan masih mengenakan seragam sekolahnya. Meski hari sudah mulai gelap, kesibukan di Feiyang Konstruksi masih terlihat walau dari luar. Terbukti dengan para pegawai perusahaan yang terlihat sibuk di balik jendela transparan.

Begitu dia memasuki gedung perusahaan, dia mengagumi desain interior gedung yang cukup trendi, para pegawai yang kerja di dalamnya juga mengenakan setelan santai namun tetap sopan. Dibandingkan dengan perusahaan lain, Feiyang Konstruksi lebih nyaman dan suasananya cukup hidup.

"Seperti yang diharapkan dari seorang pengusaha terkaya di kota F, dia berusaha untuk membuat semua pegawai yang kerja di sini nyaman. Aku kagum dengan pemikirannya yang seperti itu..." gumam Meng Fei bersungguh-sungguh.

Dia bertanya pada resepsionis mengenai tempat dimana lelang Chen Fei di adakan. Resepsionis itu mengatakan kepadanya kalau pelelangan di adakan di aula utama yang ada di lantai pertama sebelah timur gedung.

Pelelangan tanah yang Chen Fei adakan tentunya menarik perhatian banyak pebisnis sukses. Tidak hanya tanah kosong yang Chen Fei lelang, tapi juga dia melelang barang lain sebagai bentuk kesenangannya. Seperti barang antik maupun perhiasan edisi terbatas.

Ketika Meng Fei hendak memasuki gedung, dia diberhentikan oleh satpam di sana. "Maaf nona, ada acara penting di dalam. Anda tidak bisa memasukinya..."

Melihat dirinya sendiri masih memakai seragam sekolah, dia menghela napas pelan. Wajar saja satpam itu menghentikannya, siapa yang akan memasuki acara pelelangan penting dengan mengenakan seragam sekolah?

Namun sayangnya dia tidak memiliki banyak waktu, dia harus cepat memasuki aula utama sebelum acara pelelangan dimulai.

"Aku hanya akan menemui ayahku di dalam, ibuku sedang sakit dan ponselnya tidak aktif. Bisakah anda mengizinkan ku masuk? Jika ibuku kenapa-napa, anda harus bertanggung jawab karena sudah menghentikan ku mencari ayahku..." ujar Meng Fei bersandiwara. Dia berharap semoga saja satpam itu tergerak hatinya dan membiarkannya masuk ke dalam.

Pewaris Sekte Kuno: Jiwa Sang DewiHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin