46

1K 136 3
                                    

Meng Fei sama sekali tidak peduli dengan semua uang yang dia habiskan untuk membeli banyak item di game yang dia mainkan. Baginya sekarang uang hanyalah sederet angka yang dapat dia tambahkan nominalnya kapan saja, dia sama sekali tidak khawatir uangnya akan habis hanya karena mengeluarkan 10 juta yuan.

Lagipula kondisi kehidupannya selama ini membuatnya harus terus berhemat, sebelumnya tidak ada momen dimana dia bisa boros seperti yang dia lakukan sekarang. Meskipun dia tahu bahwa bersikap boros bukanlah hal yang baik, tapi melakukannya sesekali tidak akan menjadi masalah.

Qiu Ning dan Lan Xing semakin penasaran dengan apa yang terjadi dengan Meng Fei beberapa hari belakangan ini. Ketiga sahabatnya itu telah melihat dengan mata kepala mereka sendiri keadaan Meng Fei beberapa tahun belakangan ini, Meng Fei yang tinggal di sebuah rumah sederhana bersama ibunya. Mereka hanya tinggal berdua dan saling mengandalkan satu sama lain.

Tak pernah terbayangkan bahwa Meng Fei yang mulanya terlihat begitu lusuh dan miskin, sekarang menjadi orang yang dapat menghabiskan puluhan juta yuan tanpa merasa khawatir sama sekali. Tentu saja fakta bahwa Meng Fei kaya atau miskin tidak mempengaruhi tali persahabatan mereka.

Bagaimanapun hubungan mereka tidak berdasarkan pada kekayaan. Mereka hanya memiliki satu sama lain untuk saling mendukung.

Tidak lama kemudian hidangan makan malam sudah disajikan, dan setiap orang makan dengan lahap, tidak terkecuali Meng Fei. Sepanjang hari dipenuhi dengan jadwal melelahkan, wajar bagi mereka untuk mengisi ulang tenaga.

Melihat tim Xin Mei yang makan banyak hidangan lezat, beberapa orang dari berbagai tim berinisiatif untuk melakukan pertukaran makanan. Xin Mei dan murid-murid yang ada di dalam tim juga tidak keberatan, mereka saling berbagi.

Malam itu langit di penuhi dengan gemerlap bintang dan sinar rembulan. Hembusan udara malam membuat suasana karyawisata malam pertama mereka mengesankan.

Meng Fei memainkan sejenak game The Phoenix sebelum pergi tidur. Karena akunnya melonjak langsung ke VIP15, powernya dengan cepat naik karena mendapatkan banyak hadiah top up game.

Ketika malam semakin larut, Meng Fei juga semua orang pergi tidur di kamarnya masing-masing.

Di sisi lain, Lan Xing berjalan menyusuri taman hotel. Jarang-jarang baginya pergi jauh dari rumah, jadi dia cukup antusias saat mengikuti karyawisata kali ini yang membuatnya tidak merasa ngantuk sama sekali.

Begitu kedua netra berwarna cokelat itu mengedarkan pandangannya ke sekitar taman, dia melihat seorang pria yang di duga adalah Yun Zhaocheng. Pria itu memunggunginya, jadi dia tidak dapat melihat wajahnya dengan jelas, apalagi spot dimana pria itu berdiri cukup gelap.

"Baiklah ayah, aku akan berusaha lebih keras lain kali..."

Itu adalah percakapan terakhir yang dapat Lan Xing dengar. Ternyata Yun Zhaocheng sedang berbicara dengan ayahnya lewat ponsel.

Begitu Yun Zhaocheng memutuskan sambungan teleponnya, dia berbalik berniat untuk kembali ke kamarnya. Namun langkahnya terhenti saat melihat Lan Xing tengah berdiri tak jauh darinya.

Yun Zhaocheng bertanya, "apa yang kau lakukan di sini?" Dia dan Lan Xing sebelumnya berada di tim yang sama dan juga sempat berpapasan beberapa kali, jadi dia tahu bahwa gadis yang berdiri tak jauh di depannya ini adalah Lan Xing.

Ketika sepasang mata tajam namun sendu itu menatapnya, Lan Xing masih merasa gugup, tapi tidak se-gugup sebelumnya. Dia mencengkram minuman kalengnya sedikit erat, mengekspresikan kegugupannya. Kemudian dia menjawab, "aku hanya sedang berjalan-jalan."

"Sekarang sudah sangat larut malam, apa kau tidak khawatir besok bangun kesiangan?" tanya Yun Zhaocheng lagi melanjutkan perbincangan.

Lan Xing hanya menggelengkan kepalanya. Baginya tidur jam berapapun tidak masalah, karena dia mudah bangun saat matahari terbit di pagi hari.

Pewaris Sekte Kuno: Jiwa Sang DewiWhere stories live. Discover now