28

1.3K 175 0
                                    

Meng Fei dan Lu Suming membicarakan banyak hal terkait dengan lahan kosong yang mereka miliki. Rencananya Meng Fei akan mulai membangun perumahan elit di kota F setelah sekolah memasuki masa liburan panjang. Selama itu pula dia akan bekerja keras membangun dunia impiannya.

Pembicaraan itu berhenti ketika jam menunjukkan jam 09.30, Lu Suming kembali melakukan pekerjaannya dan Meng Fei kembali ke sekolahnya. Beberapa siswa yang ada di dalam kafe tadi langsung mengunggah foto yang baru saja mereka dapatkan dengan caption, 'beruntung sekali menjadi cantik, digandrungi banyak pria tampan seperti pria bak pangeran ini.'

Segera ketika salah satu siswa mengunggahnya di sosial media, postingan itu menarik perhatian banyak orang dan angka like serta komen terus bertambah sampai angka ribuan dalam waktu yang begitu singkat.

Meng Fei yang berjalan memasuki gerbang sekolah, tidak menyadari bahwa dirinya sekarang tengah viral di sosial media dan banyak sekali netizen memanggilnya gadis berwajah dewi.

Beberapa dari mereka juga mengatakan bahwa mereka merasa pernah melihat Meng Fei sebelumnya, tapi itu bukan di Qingzhi, melainkan di tempat lain. Ada begitu banyak orang juga kehilangan fokus ketika melihat sosok pria tampan yang duduk tenang di depan Meng Fei, yang tidak lain adalah Lu Suming.

Kembali ke sekolah, Meng Fei memasuki kelasnya karena memang saat itu kebetulan sekali bel masuk kembali berbunyi. Qiu Ning dan kedua sahabat yang lainnya juga menanyakan keberadaanya, dan Meng Fei hanya menjawab bahwa ada keperluan penting tadi, sehingga dia tidak bisa nongkrong bersama di kantin.

Setelah semua orang di Qingzhi tahu bahwa Meng Fei sudah menjadi orang kaya, tidak ada lagi diantara mereka yang berani merundung dirinya maupun ketiga sahabatnya. Sebaliknya, mereka berusaha berteman dengannya.

Siapapun tahu bahwa ada motif tersembunyi di balik pendekatan mereka yang tiba-tiba. Tapi Meng Fei mengabaikan mereka atau sesekali menolak ajakan mereka dengan sopan. Baginya memiliki sedikit orang yang memahaminya jauh lebih berharga, daripada memiliki banyak teman yang datang hanya ada ketika dia ada puncak kesenangan saja.

Jam pelajaran pun dimulai, guru yang mengajar di kelas dengan telaten mengajarkan materi kepada semua siswa yang ada di dalam kelas.

Saat sore tiba, bel pulang sekolah berbunyi. Qiu Ning dan Meng Fei kembali bersama, karena mereka berdua tinggal di lingkungan yang sama, Lumeng Luxury. Gao Yang hanya menyetir mobil dengan tenang, tidak mengganggu nona muda mereka bercanda ria dengan sahabatnya.

"Ningning, aku ingat sekolah akan ada acara karyawisata. Dan setahuku sekolah akan mengadakan acara liburan tiga hari tiga malam di Ibukota..." ucap Meng Fei, mengingat apa yang dikatakan kepala sekolah senin kemarin perihal ulang tahun sekolah.

"Ah, kau benar. Hampir saja aku lupa. Acaranya akan berlangsung rabu depan, kan?" tanya Qiu Ning memastikan.

Meng Fei menganggukkan kepalanya, "benar. Aku dengar ada banyak sekali tempat menyenangkan di Ibukota. Bagaimana kalau hari ini kita berbelanja kebutuhan untuk hari rabu nanti?"

"Apa bibi Meng tidak akan mencarimu?" tanya Qiu Ning.

"Kau tidak perlu khawatir, aku tinggal mengirimkannya pesan. Paman Qiu juga pasti akan setuju saja jika kau bermain bersamaku. Cobalah bilang padanya kalau kau akan berbelanja bersamaku di pusat perbelanjaan."

"Baiklah, aku akan mencobanya."

Baik Meng Fei dan Qiu Ning mengirimkan pesan kepada orang tua mereka dan mengatakan bahwa mereka akan bersenang-senang sebentar di luar sana sambil ditemani Gao Yang.

Meng Fei mengubah rute perjalanan mereka dan langsung menuju pusat perbelanjaan terbesar di pusat kota B. Sesampainya di sana, Meng Fei memakai masker yang menutupi setengah wajahnya, menghindari menjadi pusat perhatian.

Pewaris Sekte Kuno: Jiwa Sang DewiWhere stories live. Discover now