Pembalap Misterius

210 27 164
                                    

Alexa hanya menahan geli melihat acara ulang tahun yang menurutnya kocak tersebut. Dimana muda mudi saling melempar selendang. Yang kebagian selendang saat musik berhenti, harus berdisko bersama pasangan yang terkena selendang juga.

"Unik juga," celotehnya.

"Di kota nggak begini ya?"

"Acara membosankan dengan hidangan makanan mewah, saling pamer barang branded. Bukan hal yang bagus untuk dinikmati."

"Oh ya? Berarti kamu suka ada di pesta ini?"

Alexa mengangguk, "Suka banget, seru, lucu, rame dan ya... Nggak membosankan seperti di tempatku."

"Apa orang kota semuanya kaya?"

"Nggak juga, bahkan ada yang lebih miskin dari kamu," sahutnya seraya menyeruput es tebu.

Meskipun dia tidak mengikuti prosesi lempar selendang tapi Alexa tak hentinya terpingkal melihat tingkah kocak para tamu undangan.

"San, gabung yuk!" ajak Ningsih.

"Aku disini aja deh, canggung. Nggak enak!"

"Oke deh! Ntar lagi selesai, tungguin ya..." pesannya sebelum melenggang ke arena disko.

"Yo'i..." sahut Alexa.

Gadis itu baru dua bulan ini dekat dengannya, dia kerap ke sawah untuk mengobrol dengan Alexa dan memperhatikan Abi bekerja.

"Kayaknya dia suka deh sama aku," seloroh Abi.

"Ya... Ya, kenapa nggak kamu tembak aja?"

"Ah, mana mau anak orang kaya sama aku."

"Tadi kamu bilang dia suka, gimana sih!"

"Aku bilang kayaknya kok!" sanggah Abi.

"Ha, terserah lo deh!" desah Alexa.

"Kamu cemburu?"

"What?" Alexa menyeringai geli, "Lo bukan tipe gue! Hadeh..." Alexa menggelengkan kepala.

"Memangnya tipe kamu yang seperti apa?"

"Kalem, berwibawa, sangar, kaya raya dan yang pastinya maskulin banget."

"Mana ada lelaki yang seperti itu di sini!" sewot Abi.

"Sebab itu aku nggak pernah tertarik dengan lelaki disini."

"Kamu pernah punya pacar?"

"Nggak!" jawabnya lugas.

"Lagian tipe kamu ketinggian, memangnya ada yang kayak gitu?"

"Ada," jawab Alexa singkat.

"Masa?"

"Iya, tapi nggak bisa ku miliki." Alexa tertunduk.

Abi mendesah, "Mimpi aja dulu mana tau bisa jadi kenyataan."

Alexa hanya melayangkan senyuman kecut.

Tak lama Ningsih datang membawa dua teman laki-lakinya.

"San kenalin, Cakra sama Wahyu."

"Hai, aku Cakra..." ucap lelaki itu seraya mengulurkan tangan.

Alexa menyambutnya sambil menjawab, "Sandra..."

"Aku Wahyu," ucap pemuda yang satunya.

"Hai," sahut Alexa.

"Makan yuk!" ajak Ningsih.

Alexa dan Abi pun mengikuti langkah Ningsih. Hidangan yang ditaruh dilantai dengan sebuah nampan yang berisi beberapa mangkuk bakso.

Obsession Of Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang