Kedatangan Geng Rein Shota

49 19 115
                                    

Hawa lembab mengendap dalam kekosongan jiwa dua insan yang berjibaku dalam keheningan. Alisa hanya diam membisu meskipun Doni berada disampingnya sepanjang malaman. Pagi ini, Alisa akan menjalani proses operasi cesar.

"Pagi... kita menuju ruang operasi ya, Ibu..." seorang perawat membawa kursi roda.

Doni mengikuti langkah dua orang perawat yang mendorong kursi roda membawa Alisa ke ruang operasi.

Kendi dan Demian tiba setengah jam kemudian, "Udah lama masuknya Don?" tanya Kendi.

"Setengah jam Mi," jawab Doni.

Demian hanya menghela nafas panjang.

"Kenapa kalian bisa tidak tahu kalau usia kandungan Alisa sudah enam bulan?"

"Maafin Doni Mi," ucap Doni, matanya masih sembab karena tidak tidur semalaman.

"Ini jadi pelajaran buat kalian kedepannya, jangan terlalu sibuk dengan ego masing-masing. Itu sebabnya mami khawatir melepas kalian hidup tanpa arahan orang tua."

"Doni akan mencoba jadi lebih baik kedepannya," sahut Doni.

Sementara itu rombongan geng Rein shota sudah mengarungi lautan sejak subuh tadi. Menuju pulau Inie dengan kapal Pribadi milik Jekey.

"Ah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ah... Akhirnya bisa liburan...!" seru Hana.

"Perjalanan paling menegangkan kali ini! Hu...!" teriak Allea seraya mengangkat kedua tangannya keatas.

"Kalian ini..." desah Ryo.

"Kenapa mesti ngajak cewek sih!" protes Rian.

"Kenapa? Karena lo nggak bisa ngajak karina mangkanya sewot?"

"Gue males kerja bawa-bawa cewek! Bakal ribet urusannya." Rian menyilangkan tangannya bersandar pada bangku di atas geladak kapal.

Allea mendadak sewot, matanya menyipit sebelah. "Alexa juga cewek!"

Tiba-tiba ketiga lelaki itu tertawa, Farrel menginterupsi ucapan Allea, "Dia beda dari cewek kebanyakan..."

Mata istrinya itu melotot dengan sempurna, "Maksud kamu? Dia lebih wah gitu dari kami?"

Rian hanya menganga dengan raut senewen melihat ke arah Allea.

"Kenapa?" sungutnya seraya membuang muka.

"Lo tuh selalu aja cemburu sama si bebegik ini, kayak bagus amat dia..." gerutu Rian.

Farrel berdiri dengan dada membusung, "Apa karena Karina gak terlalu cinta sama lo, sebab itu dia nggak pernah cemburu?"

Bibir mode sarkastisnya selaras dengan tatapan bengisnya menjawab sindiran Farrel, "Cewek gue dewasa wataknya, nggak kayak bini lu!"

Seketika Allea melotot, "Karina dewasa? Hahaha," Tawa mengejeknya membuat Rian semakin sewot. "Terserah lo deh!" jawabnya kemudian beranjak ke buritan untuk menikmati sebatang rokok.

Obsession Of Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang