Bersimbah Darah

54 21 76
                                    

Alexa tersentak ketika Terbangun Jekey tidak ada dikamar. Sudah tiga hari ini dia dikurung di kamar itu. Bahkan dia tidak tahu kalau Farrel dan Allea sudah pulang.

Alexa turun dari kamar, "Kemana semua penghuni rumah ini?" pikirnya sambil terus memperhatikan sekitarnya.

"Gue ngantuk!" terdengar seorang pengawal berbicara.

Bukan main terkejutnya Alexa melihat pengawal bertambah, "Apa-apaan ini?" dia mengendap ke belakang rumah. "Untungnya di sini tidak ada penjaga."

Alexa menyelinap ke paviliun mini di dekat kolam pancur buatan kemudian naik ke atapnya. Dia menyambar ranting pohon yang kokok lalu bergelayut hingga ke batangnya.

"Sial, pagarnya jauh pula..." umpatnya dalam hati. Dia tak punya pilihan selain melompat dari pohon besar tersebut melewati pagar beton itu.

"Aw..." Tubuhnya jatuh diantara semak belukar.

Langkahnya tertatih mengitari tembok tersebut sampai ke jalan besar. "Masak gue kudu jalan kerumah?" pikir Alexa.

Mengingat akan beresiko untuk jalan melewati jalan besar Alexa memilih melipir diantara semak belukar. Langkahnya terhenti ketika sampai di peternakan milik transmigran asal Jawa─ tempat dimana mereka menyelidiki kejadian tersebut. Terdengar beberapa tembakan dan suara teriakan dari dalam.

Alexa bergegas masuk ke dalam peternakan tersebut. Seketika dia langsung menjerit, "Ren...!" Jekey bersimbah darah di belakang tubuh Doni.

"Alexa...!" Mereka semua tercekat melihat kedatangan Alexa.

Dengan rona panik dia mendekati Jekey yang sudah terkapar, "Ren..." Air matanya mengucur deras.

"Sayang, ngapain kamu kesini?" Jekey bicara dengan nafas tersengal.

Alexa tak menjawab dia menangis seraya memeluk tubuh Jekey.

"Mundur...!" teriak Doni.

Sementara Ryo sibuk meneriaki Rian yang sudah ketakutan.

"Ada apa ini?" Alexa menoleh kearah dua makhluk yang sangat menyeramkan. "Mustahil...!" Alexa tercekat mendapati dua makhluk itu lolos dari amukan peluru Ryo dan Doni.

"Mereka nggak mempan di terjang peluru?" Seolah pertanyaan Alexa tidak bisa mereka jawab.

"Larilah Sayang..." suruh Jekey.

"Mana mungkin aku ninggalin kamu dalam keadaan seperti ini...!" Raungan Alexa berbaur dengan raungan dua makhluk yang seolah siap menerkam.

Alexa mengambil pistol dari tangan Jekey, tapi Jekey menahannya. "Sayang please... Mereka nggak akan mempan di terjang peluru. Jangan gegabah..."

"Persetan dengan itu, mereka harus membayar karena sudah membuat kamu seperti ini...!" Alexa meraung dengan emosi yang meledak-ledak.

Makhluk itu terus bergerak, mencoba menyerang dan mengejar Ryo dan Rian. "Bangsat! Sudahi ketakutan lo Ian, kita bisa mati konyol!" teriak Ryo seraya menarik Rian kesana kemari.

"Apa rencana lo Lex?" tanya Doni yang ternyata sudah pulang entah sejak kapan.

"Bawa Ren menjauh..."

"Pengawal banyak yang terluka susah mengandalkan mereka!"

"Apa...?!" Alexa menoleh kearah sebuah bak besar dari beton. Beberapa pengawal berlindung di sana. "Sialan...!" seru Alexa kemudian berlari kearah Ryo dan Rian.

"Hentikan Alexa, Don..." Minta Jekey dengan nada memelas. Tubuhnya bersimbah darah akibat carikan kuku makhluk tersebut.

Alexa mengendap di belakang pilar besi, memperhatikan kedua makhluk itu yang hanya terfokus menyerang Ryo dan Rian. Sekilas Alexa melihat sela yang bisa dia tembak.

Obsession Of Love Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt