Karena Dendam

65 20 136
                                    

Sebuah pintu masuk yang tertanam di tanah, ditutupi oleh semak belukar.

"Gak heran mereka ngeset Proyektor di seputaran tempat ini..." gumam Hana.

"Berhentilah mengungkit Proyektor!" protes Rian yang sudah tak memiliki harga diri di hadapan Ryo.

Sebuah lorong bawah tanah yang menembus sampai ke ngarai yang menghubungkan sungai ke segala penjuru Desa. Sebuah jembatan yang terbuat dari dahan pohon yang pastinya di buat jauh sebelum kehebohan tentang makhluk pemakan kambing merebak.

"Gila, mereka benar-benar teroganisir," gumam Doni berdecak

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Gila, mereka benar-benar teroganisir," gumam Doni berdecak.

"Mirip jembatan penghubung antara rumah kami sama Farrel," timpal Hana.

Di sebuah tangga menuju pintu masuk, beberapa penjaga menghadang mereka. Dari jarak tiga meter dua penjaga melepaskan tembakan. Tak ayal sandera yang mereka bawa menjadi tameng pelindung yang lumayan bisa menghalau sampai mereka berhasil melumpuhkan dua penjaga itu hingga tewas.

Mereka menerobos masuk kedalam markas yang yang terbuat dari bangunan kayu yang tentunya diambil dari pohon-pohon besar yang ada di hutan tersebut.

Akhirnya baku tembak, juga pukul memukulpun terjadi antara dua kubu tersebut. Ryo tak dapat bergerak leluasa karena fokusnya terpecah melindungi Hana yang belum terlalu mahir memegang senjata api. Tak jarang tembakannya meleset membuat mereka harus ekstra keras menghalau kawanan bandit agar tak mendekati Hana.

Ditengah kekacauan itu, Dash! Lengan Ryo tertembus peluru. Jerit histeris Hana membuyarkan konsentrasi ketiga insan yang tengah bertarung. Tak pelak Rian dan Doni juga tak luput dari serangan peluru. Doni tertembak di bagian betis sementara Rian berhasil mengelak setelah peluru berhasil merobek sedikit bagian pinggir pinggangnya.

Keadaan itu membuat emosi Alexa meledak-ledak. Dia melancarkan serangan membabi buta, memegang pistol di tangan kanan, dan kiri mengayunkan pisau membabat bandit yang menyerang dengan senjata tajam.

Kedua pemuda itu masih kuat bertarung meskipun dalam keadaan berlumuran darah. Sementara Ryo meringis kesakitan di pangkuan Hana.

Suara letusan tembakan terdengar nyaring dari lorong menuju markas terdalam. Seorang dengan perawakan tegas yang amat dikagumi oleh mereka keluar dengan membawa dua orang sandera.

"Abi...!!!" teriak Alexa ketika melihat pemuda itu babak belur bersama Kirun di geret oleh anak buah Jekey.

Jantung Alexa berpacu cepat, air matanya mengucur deras. Bibirnya bergetar hebat, perasaannya hancur lebur melihat Jekey berdiri tepat dihadapannya.

Sama seperti Alexa. Doni, Rian dan Ryo juga Hana terkejut bukan kepalang melihat Jekey sebagai dalang dari semua kekacauan yang terjadi.

"Kenapa?" Suara Alexa nyaris tak terdengar, "Kenapa kau tega melakukan semua ini...?" pekik perih dari hati yang tersayat membuat lengkingan itu terdengar memilukan.

Obsession Of Love Where stories live. Discover now